Rabu, 28 September 2011

Saling Kait Antara Watak dan Prestasi , Benarkah ?


            Antara watak dan profesi ada semacam arus timbale balik. Ada saling kait-mengait dan mempengaruhi satu sama lain. Watak atau karakter tertentu mungkin cocol menggeluti profesi tertentu. Oleh karena itu, ada baiknya seseorang memahami diri sendiri agar dapat memilih pekejaan pas.
            Kalau kita rajin mengamat, kita akan menemukan memang karakter tertentu sangat berperan dalam menggeluti pekerjaan tertentu. Ketika masih remaja, di Bogor , Riyani Djangkaru, pernah mencoba-coba jadi figuran sinetron. Kemudian sekarang ia dikenal sebagai presenter acara Jejak Petualang di Tv 7. Riyani yang memiliki jiwa pemberani, tidak takut mencoba dan tidak mengenal jijik itu justru menemukan tempat yang pas dalam acara alam tersebut.
            Masih banyak contoh lain. Kalangan ilmu psikologi pun membenarkan hukum saling kait antara kait antara karakter dan pekerjaan. Oleh sebab itu, perusahaan-perusahaan melakukan psikotes ketika merekrut karyawan. Maksudnya, untuk mendapatkan karyawan yang cocok dengan pekerjaan yang tersedia.
            Setiap profesi atau pekerjaan itu punya karakter atau tuntutan tersendiri. Ada pekerjaan yang membutuhkan ketelitian ekstra. Ada pula yang sangat membutuhkan kerjasama. Setiap perusahaan mungkin punya tuntutan tersendiri. Sama-sama profesi wartawan , tapi perusahaan yang satu mengutamakan kejujuran, sementara yang satu mementingkan ketahanan kerja keras.
Aneka Ragam Watak
            Memang , sukses tidaknya seseorang menjalani profesi tidak hanya ditentukan cocok tidaknya watak dan karakter pekerjaan. Masih banyak faktor lain , seperti kecerdasan , ketekunan,dukungan suasana kerja dan sebagainya. Namun, kecocokan kepribadian pekerja dengan tuntutan pekerjaan diharapkan akan menguntungkan kedua pihak.
            Karena itu, banyak manfaatnya kita memahami selk beluk watak manusia. Watak dalam kamus disebut sifat batin manusia yang mempengaruhi segenap pikiran dan tingkah laku. Sementara menurut ilmu psikologi , watak adalah keadaan atau konstitusi yang tampak dalam perbuatan-perbuatan seseorang. Jadi, watak itu menyangkut’’luar dalam ‘’. Menyangkut batin dan tindakan. Berwatak praktis, berarti berpikir dan bertindak praktis.
            Dalam ilmu psikologi , seluk-beluk tentang watak itu menjadi sub ilmu tersendiri. Namanya karakteriologi. Beberapa tokoh psikologi dalam perkembangan sub ilmu ini, antara lain : Plato, Heymans, Kunkel , C.G Yung, Spranger  dll.
            Dr. Kunkel misalnya berkesimpulan kejiwaan atau watak manusia dapat dibagi menjadi dua berdasarkan sikapnya terhadap manusia-manusia lain.Yaitu, yang sachlichkeit dan Ichaftigkeit . Ichaftigkeit adalah watak orang yang suka mengabdi ke ‘aku’an atau memikirkan dirinya sendiri. Sedangkan sachlichkeit adalah watak orang yang suka mengabdi pada masyarakat , orang banyak atau lingkungan.
            C.G Yung , ahli pengobatan jiwa dari swiss iini membagi watak manusia berdasarkan orientasinya., yaitu yang geextroverted dan yang geintroverted. Geextroverted adalah watak atau kejiwaan yang perbuatan-perbuatannya dipengaruhi dunia luar. Sedangkan yang geintroverted adalah watak yang mengandalkan atau berorientasi pada pendirian diri sendiri.
            Spranger  adalah ahli psikologi dari Jerman , misalnya membagi watak manusia berdasarkan nilai-nilai kebudayaan. Menurut Spranger , manusia ada 6 tipe. Pertama manusia ekonomi  yaitu manusia yang kejiwaannya lebih banyak dipengaruhi nilai-nilai ekonomi. Kedua, manusia keindahan , yaitu manusia yang lebih menggandrungi keindahan atau kesenian. Ketiga ,  Manusia saleh ,yaitu orang-orang yang mengutamakan keselamatan dan kebahagiaan rohani. Keempat, manusia teori yaitu mereka yang suka bekerja dan menggandrungi ilmu pengetahuan. Kelima, tipe manusia kekuasaan yaitu orang-orang yang menyukai kekuasaan dan segala hal yang berkaitan dengan itu, seperti ilmu politik. Yang terakhir, tipe manusia sosial yaitu mereka yang suka mengabdikan diri terhadap kepentingan sesama manusia.

Memanfaatkan Watak
Pembentukan watak manusia dipengaruhi pembawaan (dari dalam) dan lingkungan yang membesarkan (pengaruh luar). Karena itu, dari masa kanak-kanak bentuk watak itu sudah terbentuk, namun bentuk selanjutnya tergantung proses pendewasaan dari sosialisasi dalam lingkungan . Oleh sebab itu watak manusia jadi sangat beragam.
Dengan mengenali watak , kamu bisa memilih profesi atau pekerjaan yang lebih pas dengan kepribadian kita. Contohnya saja , jika kamu orang yang senang bergaul , tidak betah duduk di belakang meja , tidak pemalu ,punya rasa ingin tahu yang besar, senang bepergian , nah boleh pilih wartawan. Kalau kamu berpenampilan dan punya ekspresi yang menarik kamu boleh mencoba menjadi MC atau presenter tv.
Seperti yang sudah dijelaskan tadi , watak bukan satu-satunya faktor yang menentukan sukses tidaknya seseorang. Banyak juga orang yang sukses dalam pekerjaan yang tidak seirama dengan jiwanya, contohnya direktur bank dan pilot pesawat tempur yang senang dengan fotografi sejak muda , mereka tidak jadi fotografer , tetapi menjadikannya sebagai hobi. Hidup mereka menjadi lebih bervariasi.
Memang enak kalau bekerja di bidang yang sesuai dengan tuntutan jiwa kita, tetapi kalau tidak memungkinkan , tidak perlu kecewa atau frustasi. Berjiwa seni , senang seni , tidak selalu harus jadi seniman . Banyak medan sukses yang lain.

Sumber : Nestor. 2007. Pede Selangit. Gagas Media: Tangerang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar