Antara watak dan profesi ada semacam
arus timbale balik. Ada saling kait-mengait dan mempengaruhi satu sama lain.
Watak atau karakter tertentu mungkin cocol menggeluti profesi tertentu. Oleh
karena itu, ada baiknya seseorang memahami diri sendiri agar dapat memilih
pekejaan pas.
Kalau kita rajin mengamat, kita akan
menemukan memang karakter tertentu sangat berperan dalam menggeluti pekerjaan
tertentu. Ketika masih remaja, di Bogor , Riyani Djangkaru, pernah mencoba-coba
jadi figuran sinetron. Kemudian sekarang ia dikenal sebagai presenter acara
Jejak Petualang di Tv 7. Riyani yang memiliki jiwa pemberani, tidak takut
mencoba dan tidak mengenal jijik itu justru menemukan tempat yang pas dalam
acara alam tersebut.
Masih banyak contoh lain. Kalangan
ilmu psikologi pun membenarkan hukum saling kait antara kait antara karakter
dan pekerjaan. Oleh sebab itu, perusahaan-perusahaan melakukan psikotes ketika
merekrut karyawan. Maksudnya, untuk mendapatkan karyawan yang cocok dengan
pekerjaan yang tersedia.
Setiap profesi atau pekerjaan itu
punya karakter atau tuntutan tersendiri. Ada pekerjaan yang membutuhkan
ketelitian ekstra. Ada pula yang sangat membutuhkan kerjasama. Setiap
perusahaan mungkin punya tuntutan tersendiri. Sama-sama profesi wartawan , tapi
perusahaan yang satu mengutamakan kejujuran, sementara yang satu mementingkan
ketahanan kerja keras.
Aneka Ragam Watak
Memang
, sukses tidaknya seseorang menjalani profesi tidak hanya ditentukan cocok
tidaknya watak dan karakter pekerjaan. Masih banyak faktor lain , seperti
kecerdasan , ketekunan,dukungan suasana kerja dan sebagainya. Namun, kecocokan
kepribadian pekerja dengan tuntutan pekerjaan diharapkan akan menguntungkan
kedua pihak.
Karena itu, banyak manfaatnya kita
memahami selk beluk watak manusia. Watak dalam kamus disebut sifat batin
manusia yang mempengaruhi segenap pikiran dan tingkah laku. Sementara menurut
ilmu psikologi , watak adalah keadaan atau konstitusi yang tampak dalam
perbuatan-perbuatan seseorang. Jadi, watak itu menyangkut’’luar dalam ‘’.
Menyangkut batin dan tindakan. Berwatak praktis, berarti berpikir dan bertindak
praktis.
Dalam ilmu psikologi , seluk-beluk
tentang watak itu menjadi sub ilmu tersendiri. Namanya karakteriologi. Beberapa
tokoh psikologi dalam perkembangan sub ilmu ini, antara lain : Plato, Heymans,
Kunkel , C.G Yung, Spranger dll.
Dr. Kunkel misalnya berkesimpulan
kejiwaan atau watak manusia dapat dibagi menjadi dua berdasarkan sikapnya
terhadap manusia-manusia lain.Yaitu, yang sachlichkeit
dan Ichaftigkeit . Ichaftigkeit adalah watak orang yang
suka mengabdi ke ‘aku’an atau memikirkan dirinya sendiri. Sedangkan sachlichkeit adalah watak orang yang
suka mengabdi pada masyarakat , orang banyak atau lingkungan.
C.G
Yung , ahli pengobatan jiwa dari swiss iini membagi watak manusia berdasarkan
orientasinya., yaitu yang geextroverted
dan yang geintroverted. Geextroverted adalah watak atau
kejiwaan yang perbuatan-perbuatannya dipengaruhi dunia luar. Sedangkan yang geintroverted adalah watak yang
mengandalkan atau berorientasi pada pendirian diri sendiri.
Spranger adalah ahli psikologi dari Jerman , misalnya
membagi watak manusia berdasarkan nilai-nilai kebudayaan. Menurut Spranger ,
manusia ada 6 tipe. Pertama manusia ekonomi
yaitu manusia yang kejiwaannya lebih
banyak dipengaruhi nilai-nilai ekonomi. Kedua, manusia keindahan , yaitu manusia yang lebih menggandrungi
keindahan atau kesenian. Ketiga , Manusia saleh ,yaitu orang-orang yang
mengutamakan keselamatan dan kebahagiaan rohani. Keempat, manusia teori yaitu mereka yang suka bekerja dan menggandrungi
ilmu pengetahuan. Kelima, tipe manusia
kekuasaan yaitu orang-orang yang menyukai kekuasaan dan segala hal yang
berkaitan dengan itu, seperti ilmu politik. Yang terakhir, tipe manusia sosial yaitu mereka yang suka
mengabdikan diri terhadap kepentingan sesama manusia.
Memanfaatkan Watak
Pembentukan
watak manusia dipengaruhi pembawaan (dari dalam) dan lingkungan yang
membesarkan (pengaruh luar). Karena itu, dari masa kanak-kanak bentuk watak itu
sudah terbentuk, namun bentuk selanjutnya tergantung proses pendewasaan dari
sosialisasi dalam lingkungan . Oleh sebab itu watak manusia jadi sangat
beragam.
Dengan
mengenali watak , kamu bisa memilih profesi atau pekerjaan yang lebih pas
dengan kepribadian kita. Contohnya saja , jika kamu orang yang senang bergaul ,
tidak betah duduk di belakang meja , tidak pemalu ,punya rasa ingin tahu yang
besar, senang bepergian , nah boleh pilih wartawan. Kalau kamu berpenampilan
dan punya ekspresi yang menarik kamu boleh mencoba menjadi MC atau presenter
tv.
Seperti
yang sudah dijelaskan tadi , watak bukan satu-satunya faktor yang menentukan
sukses tidaknya seseorang. Banyak juga orang yang sukses dalam pekerjaan yang
tidak seirama dengan jiwanya, contohnya direktur bank dan pilot pesawat tempur
yang senang dengan fotografi sejak muda , mereka tidak jadi fotografer , tetapi
menjadikannya sebagai hobi. Hidup mereka menjadi lebih bervariasi.
Memang
enak kalau bekerja di bidang yang sesuai dengan tuntutan jiwa kita, tetapi
kalau tidak memungkinkan , tidak perlu kecewa atau frustasi. Berjiwa seni ,
senang seni , tidak selalu harus jadi seniman . Banyak medan sukses yang lain.
Sumber :
Nestor. 2007. Pede Selangit. Gagas
Media: Tangerang