AKUNTANSI
INTERNASIONAL
ANALISIS KINERJA LAPORAN KEUANGAN PADA
PT MATAHARI DEPARTMENT STORE Tbk DAN METRO AG TAHUN 2012
PT MATAHARI DEPARTMENT STORE Tbk DAN METRO AG TAHUN 2012
Disusun
oleh
4EB13
ANANDA PUTRI AULIA 20210634
AWIKA BAHANI 21210236
IMAS MASTUROH 23210481
INDRI NOVITASARI 23210538
MOCHAMMAD HAFIZH 24210439
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
JAKARTA
2014
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Bidang keuangan
merupakan bidang yang sangat penting dalam suatu perusahaan. Banyak perusahaan
yang berskala besar atau klecil, akan mempunyai perhatian besar di bidang
keuangan, terutama dalam perkembangan dunia usaha yang semakin maju, persaingan
antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya semakin ketat, belum lagi
kondisi perekonomian yang tidak menentu meneyebabkan banyaknya perusahaan yang
mengalami kebangkrutan. Oleh karena itu, agar perusahaan dapat bertahan dan
dapat berkembang, perusahaan harus mencermati kondisi dan kinerja perusahaan.
Untuk mengetahui denga tepat bagaimana kondisi dan kinerja perusahaan maka
diperlukan suatu analisi yang tepat.
Media yang tepat
dipakai untuk menilai kinerja perusaan adalah laporan keuangan. Laporan
keuangan merupakan hasil pengumpulan dan pengolahan data keuangan yang
disajikan dalam bentuk laporan keuangan atau ikhtisar lainnya yang sehingga
dapat digunakan untuk membantu para
pemakai di dalam menilai kinerja perusahaan sehingga dapat mengambil keputusan
yang tepat. Laporan keuangan digunakan oleh manajer untuk meningkatan kinerja, oleh
kreditor untuk mengevaluasi kemungkinan dibayarnya pinjaman, dan oleh pemegang
saham untuk meramalkan laba , dividen, dan harga saham.
Untuk menilai kinerja
perusahaan, diperlukan beberapa tolok ukur. Tolok ukur yang sering digunakan
adalah rasio atau indeks, yang mnghubungkan dua data keuangan yang satu dengan
yang lainnya. Analisis dan intreprestasi dari macam-macam rasio dapat
memberikan pandangan yang lebih baik tentang kinerja perusahaan dibandingkan
analisi yang hanya didasarkan atas data keuangan sendiri-sendiri yang tidak
berbentuk rasio.
Analisis laporan
keuangan akan lebih tajam apabila angka-angka keuangan dibandingkan dengan
standar tertentu. Standar tersebut dapat berupa, standar internal yang
ditetapkan manajemen, perbandingan historis atau membandingkan angka-angka
keuangan dengan angka-angka masa sebelumnya, pembandingan dengan perusahaan
atau industry sejenis. Tanpa perbandingan, tidak akan diketahui apakah kinerja
suatu perusahaan menunjukkan perbaikan atau menunjukkan penurunan.
PT
Matahari Departement store Tbk adalah perusahaan ritel terbesar di Indonesia
yang bergerak dalam usaha jaringan toko serba ada yang menyediakan berbagai macam
barang seperti pakaian, aksesoris, tas, sepatu, kosmetik dan kebutuhan rumah
tangga lain yang mulai berdiri sejak tahun 1958.
PT
Matahari Departement Store Tbk menjalin hubungan baik dengan entitas-entitas
manufaktur di Indonesia. didukung oleh lebih dari 1200 entitas manufaktur
Indonesia, yang memberi kontribusi lebih dari 95% produk yang dijual. Seiring
dengan pertumbuhan dan kemajuannya, para pemasok juga turut tumbuh dan berjaya.
Selain
di Indonesia, kami akan bandingkan dengan salah satu peritel terbesar di negara
lain. Kami memilih sampel dari negara Jerman. Metro AG, atau
dikenal sebagai Metro Group, adalah salah
satu perusahaan Jerman yang terdiversifikasi eceran dan grosir
/ cash and carry yang berbasis di Düsseldorf. Metro AG memiliki pangsa pasar terbesar di
pasar dalam negeri, dan merupakan salah satu perusahaan ritel dan grosir yang
paling global. Metro AG adalah
peritel terbesar kelima di dunia diukur dengan pendapatan (setelah Wal-Mart, Carrefour,
Tesco dan Kroger) dan
didirikan pada tahun 1964 oleh Otto Beisheim.
Berdasarkan uraian di atas, maka kami akan membandingkan kinerja dari kedua peritel tersebut dalam
makalah yang berjudul Analisis Kinerja laporan keuangan
pada PT Matahari Departement Store. Tbk dan Metro AG Tahun 2012
1.2
Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
kinerja keuangan dari PT Matahari Departement Store Tbk?
2. Bagaimana
kinerja keuangan dari Metro AG?
3. Bagaiamana perbandingan kinerja keuangan dari PT Matahari
Departement Store dengan Metro AG?
1.3
Batasan
Masalah
Adapun
dalam penulisan ini penulis hanya akan menganalisis laporan keuangan periode 1
Januari – 31 Desember 2012.
1.4
Tujuan
Masalah
1. Untuk
mengetahui kinerja keuangan dari PT Matahari Departemen Store Tbk
2. Untuk
mengetahui kinerja keuangan dari Metro
AG.
3. Untuk mengetahui perbandingan kinerja keuangan dari PT
Matahari Departement Store dengan Metro AG
1.5
Kerangka
Pemikiran
Penulis
akan menganalisis Laporan Keuangan untuk mengetahui kinerja perusahaan
berdasarkan laporan keuangan yang disusun pada periode 1 Januari -31 Desember
2012. Analisis yang akan dilakukan terdiri dari 3 jenis analisis, yaitu:
1.
Analisis Profitabilitas
2. Analisis Likuiditas
3. Analisis Penilaian Pasar
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Laporan Keuangan
2.1.1
Pengertian Laporan Keuangan
Berdasarkan pendapat Agnes Sawir
(2005, p2), media yang dapat dipakai untuk
meneliti kondisi kesehatan perusahaan adalah
laporan keuangan yang terdiri dari neraca, perhitungan laba-rugi, ikhtisar laba
yang ditahan, dan laporan posisi keuangan. Laporan
keuangan
adalah hasil akhir proses akuntansi. Setiap transaksi yang dapat diukur dengan nilai
uang, dicatat dan diolah sedemikian rupa. Laporan akhir pun disajikan dalam
nilai uang. Menurut pendapat Harry Supangkat (2005, p20), laporan keuangan
merupakan hasil akhir dari proses pencatatan, penggabungan, dan pengikhtisaran
semua transaksi yang dilakukan perusahaan dengan seluruh pihak terkait dengan kegiatan
usahanya dan peristiwa penting yang terjadi di perusahaan.
Berdasarkan pendapat Slamet Munawir (2002, p2),
laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat
digunakan sebagai alat untuk
berkomunikasi
antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihakpihak yang
berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut.
Menurut G. Sugiyarso dan F. Winarni (2006, p8),
laporan keuangan merupakan daftar ringkasan akhir transaksi keuangan organisasi
yang menunjukkan semua kegiatan operasional organisasi dan akibatnya selama
tahun baku yang bersangkutan. Pengertian laporan keuangan menurut Ikatan
Akuntansi Indonesia (2004, p2) adalah sebagai berikut: Laporan keuangan
merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap
biasanya meliputi Neraca, Laporan Laba-Rugi, Laporan Perubahan Posisi Keuangan
(yang disajikan dalam berbagai cara, seperti misalnya, sebagai Laporan Arus Kas
atau Laporan Arus Dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang
merupakan bagian integral dari laporan keuangan.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan
bahwa suatu laporan keuangan itu meliputi dua hal pokok, yaitu: Neraca dan
Laporan Laba-Rugi. Neraca mencerminkan nilai aktiva, utang dan modal sendiri
pada saat tertentu. Laporan Laba-Rugi mencerminkan hasil-hasil yang dicapai
selama suatu periode tertentu, biasanya meliputi periode satu tahun.
2.1.2
Tujuan Laporan Keuangan
Berdasarkan
pendapat Ikatan Akuntansi Indonesia (2004, p4), tujuan laporan
keuangan
adalah sebagai berikut:
a) Menyediakan informasi yang menyangkut posisi
keuangan, kinerja dan
perubahan posisi
keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi
sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
b)
Laporan keuangan disusun untuk memenuhi kebutuhan bersama oleh sebagian besar pemakainya, yang secara
umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian masa lalu.
c)
Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen atau
pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.
Menurut Rudianto (2006,
p98), secara umum laporan keuangan disusun dengan beberapa tujuan, diantaranya
yaitu:
a) Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat
dipercaya mengenai
sumber-sumber ekonomi dan kewajiban serta
modal suatu perusahaan.
b) Untuk memberikan informasi penting lainnya
mengenai perubahan sumber-sumber ekonomi
dan kewajiban, seperti informasi mengenai aktivitas pembelanjaan dan investasi.
c) Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain
yang berhubungan
dengan laporan keuangan
yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan,
seperti informasi mengenai kebijakan akuntasi yang digunakan.
2.1.3
Pemakai Laporan Keuangan
Menurut Ikatan
Akuntansi Indonesia (2004, p2), pemakai laporan keuangan
meliputi investor, karyawan, pemberi pinjaman,
pemasok dan kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta
lembaga-lembaganya, dan masyarakat. Mereka menggunakan laporan keuangan untuk
memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda. Beberapa kebutuhan ini
meliputi:
a)
Investor.
Penanam modal berisiko dan penasihat mereka
berkepentingan dengan risiko yang melekat serta hasil pengembangan dari
investasi yang mereka lakukan. Mereka membutuhkan informasi untuk membantu
menentukan apakah harus membeli, menahan atau menjual investasi tersebut.
Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai
kemampuan perusahaan untuk membayar deviden.
b)
Karyawan.
Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka
tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan.
Mereka juga tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun, dan kesempatan kerja.
c)
Pemberi Pinjaman.
Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan
yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat
dibayar pada saat jatuh tempo.
d)
Pemasok dan kreditor usaha lainnya.
Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan
informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terutang
akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usaha berkepentingan pada perusahaan
dalam tenggang waktu yang lebih pendek daripada pemberi
pinjaman
kecuali kalau sebagai pelanggan utama mereka tergantung pada
kelangsungan
hidup perusahaan.
e)
Pelanggan.
Para pelanggan berkepentingan dengan informasi
mengenai kelangsungan
hidup
perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang
dengan, atau tergantung pada perusahaan.
f)
Pemerintah.
Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawah
kekuasaannya berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena itu
berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga membutuhkan informasi
untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar
untuk menyusun stastistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.
g)
Masyarakat.
Perusahaan
mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara. Misalnya, perusahaan dapat
memberikan kontribusi berarti pada perekonomian nasional, termasuk jumlah orang
yang dipekerjakan dan perlindungan kepada penanam modal domestik. Laporan
keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan
dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.
Menurut pendapat Marisi P. Purba dan Andreas (2006,
p2-4), Pemakai laporan keuangan dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu
pemakai internal dan pemakai eksternal.
a) Pemakai Internal
• Manajemen.
Manajemen berkepentingan melihat besar kecilnya laba
perusahaan untuk melakukan evaluasi kinerja keuangan. Laporan keuangan juga dapat
menentukan strategi, pengawasan serta menjadi ukuran dalam memberikan insentif
karyawan. Manajemen juga bertanggung jawab atas penyajian dan penyusunan
laporan keuangan.
b) Pemakai Eksternal
• Penanam Modal.
Penanam modal dan penasihatnya berkepentingan dengan
risiko yang melekat pada investasi mereka serta berapa besar deviden yang akan mereka
peroleh. Mereka juga akan mengambil keputusan, apakah akan tetap berinvestasi
atau menarik investasi yang telah dilakukan.
• Pemberi Pinjaman.
Pemberi pinjaman terutama bank, tertarik dengan
informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk mengetahui apakah pinjaman
serta bunganya dapat dibayar oleh perusahan pada saat jatuh tempo.
• Pemasok dan Kreditor Usaha lainnya.
Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan
informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terutang
akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usaha berkepentingan pada
perusahaan dengan tenggang waktu yang lebih pendek daripada pemberi pinjaman.
Jika perusahaan adalah pelanggan utama mereka, maka berkepentingan untuk
mengetahui kelangsungan hidup perusahaan.
• Pelanggan.
Para pelanggan berkepentingan dengan informasi
mengenai kelangsungan hidup perusahaan terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian
jangka panjang dengan, atau tergantung pada perusahaan.
• Pemerintah dan Badan Regulator lainnya.
Pemerintah dan badan regulasi lainnya berkepentingan
terhadap aktivitas perusahaan. Pemerintah dan badan regulasi lainnya membutuhkan
informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan
sebagai dasar untuk menyusun statistic pendapatan Nasional dan statistik
lainnya. Lembaga Negara selain pemerintah yang berkepentingan atas laporan
keuangan adalah Bank Indonesia. Dalam melakukan analisa Capital Adequacy Ratio
atau CAR secara Nasional, Bank Indonesia mengumpulkan informasi dari laporan
keuangan bank yang dilaporkan secara berkala.
• Masyarakat.
Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam
berbagai cara. Misal, Perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti pada perekonomian
Nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan kepada
penanam modal domestik. Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan
menyediakan informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir
kemakmuran perusahaan, serta rangkaian aktivitasnya.
• Karyawan.
Karyawan berkepentingan melihat kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan
balas jasa, manfaat pensiun dan kesempatan kerja.
2.1.4
Komponen Laporan Keuangan
Secara umum laporan keuangan terdiri dari beberapa
bagian, yaitu:
a) Neraca, adalah laporan keuangan yang
memperlihatkan jumlah dan sifat
aktiva, kewajiban dan ekuitas pemilik usaha
pada saat tertentu.
• Aktiva, adalah sumber-sumber ekonomi yang dimiliki
perusahaan yang
biasanya dinyatakan dalam satuan uang.
•
Kewajiban, adalah utang yang harus dibayar perusahaan dengan uang atau jasa pada suatu saat tertentu di masa yang
akan datang.
• Modal, adalah hak pemilik perusahaan atas kekayaan
perusahaan.
Berdasarkan pendapat Agnes Sawir (2005, p3),
neraca merupakan laporan yang memberikan
informasi mengenai jumlah harta, utang, dan modal perusahaan pada saat
tertentu. Secara garis besar, neraca memberikan informasi mengenai sumber dan
penggunaan dana perusahaan.
b)
Laporan Laba-Rugi, adalah suatu daftar yang menggambarkan hasil operasi perusahaan
pada suatu periode waktu tertentu. Di dalamnya terdiri dari pendapatan dan
beban. Bila pendapatan lebih besar dari beban, maka perusahaan akan mendapatkan
laba dan bila pendapatan lebih kecil dari beban, maka perusahaan akan menderita
kerugian.
•
Pendapatan, adalah aliran penerimaan kas/harta lain yang diterima dari konsumen sebagai hasil penjualan barang
atau pemberian jasa.
•
Beban, adalah harga pokok barang yang dijual dan jasa-jasa yang dikonsumsi untuk menghasilkan pendapatan.
Berdasarkan pendapat Agnes Sawir (2005, p4), laporan
laba-rugi merupakan laporan mengenai pendapatan, biaya-biaya, dan laba
perusahaan selama periode tertentu.
c)
Laporan Perubahan Modal, adalah suatu daftar informasi yang
menggambarkan tentang perubahan modal pemilik.
Perubahan ini biasa disebabkan karena ada tambahan modal atau disebabkan adanya
prive (pengambilan untuk kepentingan pribadi pemilik).
d)
Laporan Arus Kas, adalah suatu daftar informasi yang melaporkan
penerimaan dan pengeluaran kas entitas selama
periode tertentu, serta dari mana kas datang dan bagaimana kas tersebut
dibelanjakan. Di dalam laporan ini terdiri dari beberapa bagian, yaitu:
• Aktivitas Operasi, yang berhubungan dengan
transaksi-transaksi yang menghasilkan laba bersih.
• Aktivitas Investasi, yang berkaitan dengan
akun-akun dalam aktiva tetap.
• Aktivitas Pendanaan, yang berkaitan dengan akun
kewajiban dan ekuitas pemilik.
Berdasarkan pendapat Harry Supangkat (2005, p43-44),
pada dasarnya perusahaan harus membuat tiga macam laporan keuangan, yaitu:
a) Neraca; adalah ringkasan mengenai posisi keuangan
pada tanggal tertentu
yang
menunjukkan Aktiva sama dengan Kewajiban ditambah Ekuitas. Aktiva terdiri atas
Aktiva Lancar dan Aktiva Tidak Lancar, sedangkan Kewajiban terdiri atas
Kewajiban Jangka Pendek dan Kewajiban Jangka Panjang.
Definisi lancar dan jangka pendek adalah periode
yang kurang dari satu tahun, sedangkan definisi tidak lancar dan jangka panjang
adalah periode waktu yang lebih lama dari satu tahun. Adapun Ekuitas adalah
modal sendiri Pemilik yang merupakan selisih antara nilai buku Aktiva dan
Kewajiban.
b) Laporan Laba Rugi; adalah ringkasan mengenai
Pendapatan dan Biaya yang selisih antara keduanya akan menunjukkan Laba atau
Rugi yang diperoleh perusahaan selama periode tertentu. Pembuatan Laporan Laba
Rugi dilakukan berdasarkan prinsip akrual di mana Pendapatan dan Biaya akan dicatat
pada saat terjadinya bukan pada saat diterima atau dibayarkannya.
c) Laporan Arus Kas; adalah ringkasan mengenai
transaksi dalam bentuk kas yang berasal dari tiga macam kegiatan yang dilakukan
perusahaan, yaitu Kegiatan Operasi, Kegiatan Investasi, dan Kegiatan Pendanaan.
2.2
Analisa Rasio Keuangan
2.2.1
Pengertian Rasio Keuangan
Berdasarkan pendapat Agnes Sawir (2005, p6), untuk
menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan, analis keuangan memerlukan
beberapa tolak ukur. Tolak ukur yang sering dipakai adalah rasio atau indeks,
yang menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang lainnya.
Menurut pendapat Slamet Munawir (2002, p37), analisa
rasio adalah suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan dari pos-pos
tertentu dalam neraca atau laporan rugi-laba secara individu atau kombinasi
dari kedua laporan tersebut. Artinya
berdasarkan
data-data yang terdapat dalam laporan keuangan baik dari neraca, laporan laba-rugi,
maupun kedua-duanya dapat dihitung bermacam-macam jenis rasio yang dapat
dipergunakan sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan untuk kelangsungan
hidup perusahaan.
2.2.2
Kegunaan Rasio-rasio Keuangan
Menurut pendapat Agnes Sawir (2005, p6), analisis
rasio keuangan, yang
menghubungkan
unsur-unsur neraca dan perhitungan laba-rugi satu dengan lainnya,
dapat
memberikan gambaran tentang sejarah perusahaan dan penilaian posisinya pada
saat
ini. Analisis rasio juga memungkinkan manajer keuangan memperkirakan reaksi
parakreditor dan investor dan memberikan pandangan ke dalam tentang bagaimana
kira-kira dana dapat diperoleh.
2.2.3
Penggunaan Analisa Rasio
Menurut pendapat Agnes Sawir (2005, p6), rasio
analisis keuangan meliputi dua jenis perbandingan, yaitu:
a) Perbandingan Internal.
Memperbandingkan
rasio sekarang dengan yang lalu untuk perusahaan yang sama. Jika rasio keuangan
disajikan dalam bentuk suatu daftar untuk periode beberapa tahun, analis dapat
mempelajari komposisi perubahanperubahan dan menetapkan apakah telah terdapat
suatu perbaikan atau bahkan sebaliknya di dalam kondisi keuangan dan prestasi
perusahaan selama jangka waktu tersebut.
b) Perbandingan Eksternal.
Perbandingan
meliputi perbandingan rasio perusahaan dengan perusahaan lainnya yang sejenis
atau dengan rata-rata industri pada satu titik yang sama. Perbandingan tersebut
dapat memberikan gambaran relatif tentang kondisi keuangan dan prestasi
perusahaan.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1
Analisis Laporan Keuangan PT Matahari Department Store, Tbk
(Perusahaan retail yang Tercatat Di IDX)
1) Rasio
Likuiditas
Rasio Likuiditas adalah
rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan suatu entitas untuk memenuhi kewajibannya yang harus segera
dipenuhi.
a. Current
Ratio
Rasio
ini menunjukkan posisi kas entitas dan kemampuan memenuhi kewajiban atau hutang
jangka pendek.
Current Ratio = Aktiva Lancar : Hutang lancar x 100%
Tabel 1
Perhitungan
Current Ratio PT. Matahari Department Store Tbk
Tahun 2012
(Dalam
Jutaan Rupiah)
Tahun
|
Aktiva
Lancar
|
Hutang
lancar
|
2012
|
1.744.220
|
2.170.205
|
Pada tahun 2012 Current Ratio sebesar 80%,
artinya setiap hutang lancar Rp 1,00 dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp 0,8.
Dapat
dilihat dari perhitungan diatas tahun 2012 bahwa posisi keuangan entitas dalam keadaan illiquid tidak sehat karena entitas tidak mampu menjamin hutang lancar. Hal ini berarti
aktiva lancar tidak dapat dijadikan jaminan untuk membayar hutang apabila
terjadi likuidasi.
b. Quick Ratio
Rasio ini menunjukkan
kemampuan dalam menyediakan kas dan aktiva lainnya yang dapat dilikuidasikan
dengan segera jika diperlukan.
Quick Ratio = (Aktiva Lancar- Persediaan) : Hutang Lancar
Tabel 2
Perhitungan Quick Ratio
PT. Matahari
Department Store Tbk
Tahun 2012
(Dalam
Jutaan Rupiah)
Tahun
|
Aktiva Lancar
|
Persediaan
|
Hutang Lancar
|
2012
|
1.744.220
|
519.601
|
2.170.205
|
Pada tahun 2012 hasil
perhitungan quick ratio quick ratio sebesar 56% artinya setiap hutang lancar Rp
1,00 dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp 0,56. Dari perhitungan diatas
terlihat bahwa quick ratio dibawah standar yaitu kurang dari 100%, sehingga
semua aktiva lancar selain persediaan tidak dapat dijadikan jaminan untuk
membayar hutang lancar.
2) Rasio Profitabilitas
Rasio
ini menunjukkan kemampuan entitas untuk mendapatkan laba dari setiap penjualan
yang dilakukan.
a)
Marjin Laba Bersih (Net Profit Margin)
Rasio ini mencerminkan kemampuan manajemen
untuk menghasilkan laba setelah harga pokok penjualan, beban operasi/usaha,
beban lain-lain dan pajak dalam hubungannya dengan penjualan.
NPM = EAT : Penjualan Bersih
Tabel 5
Perhitungan Net Profit Margin PT. Matahari
Department Store Tbk
Tahun 2012
(Dalam
Jutaan Rupiah)
Tahun
|
EAT
|
Penjualan Bersih
|
2012
|
770.881
|
5.616.932
|
Pada tahun 2012 hasil perhitungan Net Profit Margin
sebesar 13% yang berarti setiap rupiah penjualan menghasilkan Rp 0,13
Dari perhitungan diatas terlihat bahwa adanya keuntungan yang
dihasilkan dari penjualan , walaupun keuntungan yang dihasilkan oleh entitas
kecil.
b)
Return On Investment (ROI)
Rasio
ini mencerminkan kemampuan manajemen dalam mengatur aktiva-aktivanya seoptimal
mungkin sehingga dicapai laba bersih yang diinginkan. Semakin tinggi rasio ini
menunjukkan semakin efisien dana yang ditanamkan.
ROI = EAT : Total Aktiva
Tabel 6
Perhitungan Return On Investment PT. Matahari
Department Store
Tahun 2012
(Dalam
Jutaan Rupiah)
Tahun
|
EAT
|
Total Aktiva
|
2012
|
770.881
|
2.929.752
|
Pada
tahun 2012 hasil perhitungan ROI sebesar 26% yang berarti setiap rupiah aktiva
menghasilkan keuntungan netto Rp 0,26.
Dilihat
dari perhitungan diatas entitas tetap menghasilkan keuntungan walaupun
keuntungan yang diberikan oleh entitas kepada investor kecil.
3)
Rasio Pasar
Rasio pasar merupakan sekumpulan
rasio yang menghubungkan harga saham dengan laba, nilai buku per saham, dan
dividen. Rasio ini memberikan petunjuk mengenai apa yang dipikirkan invenstor
atas kinerja perusahaan di masa lalu serta prospek di masa mendatang (Mulyadi,
2006:75).
Rasio ini memberikan informasi seberapa besar masyarakat
(investor) atau para pemegang saham menghargai perusahaan, sehingga mereka mau
membeli saham perusahaan dengan harga yang lebih tinggi dibanding dengan nilai
buku saham.
1. Rasio Pendapatan Per Lembar Saham (Earning Per Share)
Earning Per Share (EPS) biasanya menjadi perhatian pemegang
saham pada umumnya atau calon pemegang saham dan manajmen. EPS menunjukan
jumlah uang yang dihasilkan (return) dari setiap lembar saham. Semakin besar
nilai EPS semakin besar keuntungan yang diterima pemegang saham.
Seorang investor membeli dan mempertahankan saham suatu
perusahaan dengan harapan akan memperoleh dividen atau capital gain. Laba biasanya
menjadi dasar penentuan pembayaran dividen dan kenaikan harga saham di masa
mendatang. Oleh karena itu, para pemegang saham biasanya tertarik dengan angka
EPS yang dilaporkan perusahaan. EPS hanya dihitung untuk saham biasa.
EPS
= (Laba bersih bagi pemegang saham biasa) / jumlah saham beredar
2. Rasio Harga Laba (Price Earning Ratio)
Price Earning Ratio (PER) menunjukan berapa banyak investor
bersedia membayar untuk tiap rupiah dari laba yang dilaporkan. Oleh para
investor rasio ini digunakan untuk memprediksi kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba di masa yang akan datang. Kesedian para investor untuk
menerima kenaikan PER sangat bergantung pada prospek perusahaan. Perusahaan
dengan peluang tingkat pertumbuhan yang tinggi, biasanya memiliki PER yang
tinggi. Sebaliknya perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang rendah cenderung
memiliki PER yang rendah.
PER
= Harga pasar per lembar saham / Pendapatan per lembar saham
3. Rasio Pasar Per Buku (Price To Book Value Ratio)
Rasio ini menunjukan berapa besar nilai perusahaan dari apa
yang telah atau sedang ditanamkan oleh pemilik perusahaan, semakin tinggi rasio
ini, semakin besar tambahan kekayaan (wealth) yang dinikmati oleh pemilik
perusahaan (
Jika harga pasar berada di bawah nilai bukunya, investor
memandang bahwa perusahaan tidak cukup potensial. Bila seorang investor pesimis
atas prospek suatu saham, maka banyak saham dijual pada harga di bawah nilai
bukunya. Sebaliknya jika investor optimis maka saham dijual dengan harga di atas
nilai bukunya.
Book
value per share (nilai buku per saham) dihitung dengan membagi ekuitas saham
biasa dengan jumlah saham yang beredar.
PBV
= Harga pasar per saham / Nilai buku per saham
4. Rasio Pendapatan Dividen (Dividend Yield Ratio)
Dividen yield merupakan sebagian dari total return yang akan
diperoleh investor. Biasanya perusahaan yang mempunyai prospek pertumbuhan yang
tinggi akan mempunyai dividend yield yang rendah, karena dividen sebagian besar
akan diinvestasikan kembali. Kemudian karena perusahaan dengan prospek yang
tinggi akan mempunyai harga pasar saham yang tinggi, yang berarti pembaginya
tinggi, maka dividend yield untuk perusahaan semacam ini akan cenderung lebih
rendah.
DY
= Dividen per lembar saham / Harga per lembar saham
5. Rasio Pembayaran Dividen (Dividend Payout Ratio)
Rasio
ini melihat bagian pendapatan yang dibayarkan sebagai dividen kepada investor
sedangkan bagian lain yang tidak dibagikan akan diinvestasikan kembali ke
perusahaan.
Perusahaan yang mempunyai tingkat pertumbuhan yang tinggi
akan mempunyai rasio pembayaran dividen yang rendah. Sebaliknya perusahaan yang
tingkat pertumbuhannya rendah akan mempunyai raio yang tinggi. Pembayaran
dividen juga merupakan kebijakan dividen perusahaan. Semakin besar rasio ini
maka semakin lambat atau kecil pertumbuhan pendapatan perusahaan.
DPR
= (Dividen per lembar saham / Pendapatan per lembar saham) x 100%
Contoh
Soal :
DPS
= Rp Rp15, 120 Milyar / 378 juta = Rp 40l
EPS = Rp 92, 776442 / 378 juta = Rp 245l
DPR = Rp 40 / Rp 245 = 16,32%l
PER = Rp 1.450 / Rp 245 = 5,2x.l
PBV = Rp 1.450 / Rp 1.000 = 1,45.l
Dividend Yield = Rp 40 / Rp 1.450 = 2,75%.l
3.1 Analisis Laporan Keuangan Metro
AG
(Perusahaan
retail yang ada di Jerman )
1) Rasio Likuiditas
Rasio Likuiditas adalah
rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan suatu entitas untuk memenuhi kewajibannya yang harus segera
dipenuhi.
a. Current
Ratio
Rasio
ini menunjukkan posisi kas entitas dan kemampuan memenuhi kewajiban atau hutang
jangka pendek.
Current Ratio = Aktiva Lancar : Hutang lancar x 100%
Tabel 1
Perhitungan
Current Ratio Metro AG
Tahun 2012
(Dalam
€ million)
Tahun
|
Aktiva
Lancar
|
Hutang
lancar
|
2012
|
17.479
|
20.072
|
Pada tahun 2012 Current Ratio sebesar 87,06%artinya setiap hutang lancar Rp 1,00 dijamin
oleh aktiva lancar sebesar Rp 0,8708
Dapat
dilihat dari perhitungan diatas tahun 2012 bahwa posisi keuangan entitas dalam keadaan illiquid tidak sehat karena entitas tidak mampu menjamin hutang lancar. Hal ini berarti
aktiva lancar tidak dapat dijadikan jaminan untuk membayar hutang apabila terjadi
likuidasi.
c. Quick Ratio
Rasio ini menunjukkan
kemampuan dalam menyediakan kas dan aktiva lainnya yang dapat dilikuidasikan
dengan segera jika diperlukan.
Quick Ratio = (Aktiva Lancar- Persediaan) : Hutang Lancar
Tabel 2
Perhitungan Quick Ratio Metro AG
Tahun 2012
(Dalam € million)
Tahun
|
Aktiva Lancar
|
Persediaan
|
Hutang Lancar
|
2012
|
17.479
|
6.826
|
20.072
|
Pada tahun 2012 hasil
perhitungan quick ratio quick ratio sebesar 53.07% artinya setiap hutang lancar
Rp 1,00 dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp 0,53 Dari perhitungan diatas
terlihat bahwa quick ratio dibawah standar yaitu kurang dari 100%, sehingga
semua aktiva lancar selain persediaan tidak dapat dijadikan jaminan untuk
membayar hutang lancar.
2) Rasio Profitabilitas
Rasio
ini menunjukkan kemampuan entitas untuk mendapatkan laba dari setiap penjualan
yang dilakukan.
a. Marjin Laba Bersih (Net Profit Margin)
Rasio ini mencerminkan kemampuan manajemen
untuk menghasilkan laba setelah harga pokok penjualan, beban operasi/usaha,
beban lain-lain dan pajak dalam hubungannya dengan penjualan.
NPM = EAT : Penjualan Bersih
Tabel 5
Perhitungan Net Profit Margin Metro AG
Tahun
2012
(Dalam
€ million)
Tahun
|
EAT
|
Penjualan Bersih
|
2012
|
101
|
66.739
|
Pada tahun 2012 hasil perhitungan Net Profit Margin
sebesar 0,15%
Dari perhitungan diatas terlihat bahwa adanya keuntungan yang
dihasilkan dari penjualan , walaupun keuntungan yang dihasilkan oleh entitas
sangat kecil.
c)
Return On Investment (ROI)
Rasio
ini mencerminkan kemampuan manajemen dalam mengatur aktiva-aktivanya seoptimal
mungkin sehingga dicapai laba bersih yang diinginkan. Semakin tinggi rasio ini
menunjukkan semakin efisien dana yang ditanamkan.
ROI = EAT : Total Aktiva
Tabel 6
Perhitungan Return On Investment Metro AG
Tahun
2012
(Dalam
€ million)
Tahun
|
EAT
|
Total Aktiva
|
2012
|
101
|
34.766
|
Pada
tahun 2012 hasil perhitungan ROI sebesar 0,29%
Dilihat
dari perhitungan diatas entitas tetap menghasilkan keuntungan walaupun
keuntungan yang diberikan oleh entitas kepada investor kecil.
BAB IV
KESIMPULAN
1. Pada kinerja keuangan PT.
Matahari Department Store,Tbk dapat dikatakan tidak baik. Karena keuangan
entitas dalam keadaan illiquid bisa dilihat dari nilai presantese current ratio
dan quick rasionya yaitu 80% dan 56% dibawah 100%, yang berarti aktiva lancar
sulit dijadikan jaminan untuk membayar hutang apabila terjadi likuidasi.
Sehingga ketergantungan pada kreditor sangat besar untuk membiayai entitas.
Meskipun entitas dalam keadaan illiquid tetapi entitas tetap dapat menghasilkan
keuntungan walaupun keuntungan yang dihasilkan kecil.
2.Pada kinerja
keuangan Metro AG sebagai
perusahaan Germany stock exchange yang sahamnya ada di Jerman ,dapat dikatakan kurang
baik dilihat dari rasio likuiditas yaitu current ratio 87,06% dan
quick rationya 53,07% . Karena
keuangan entitas dalam keadaan illiquid, yang berarti aktiva lancer tidak dapat
dijadikan jaminan untuk membayar hutang apabila terjadi likuidasi. Sehingga
ketergantungan pada kreditor sangat tinggi untuk membiayai entitas.
3. Kinerja Keuangan dari PT Matahari Department
Store Tbk lebih baik dibandingkan dengan Metro AG. Hal ini bisa dilihat dari tingkat rasio Profitabiltas
dan likuiditas perusahaan, dimana tingkat profitabilitas PT Matahari Department
Store Tbk lebih tinggi yang mencapai 13%
sedangkan Metro AG
hanya 0.15% pada tahun 2012 .
DAFTAR PUSTAKA
Andra Kusumadiyanto.2006. Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Pada
Kelompok Industri Rokok. Skripsi Universitas Widyatama.
Creelman James, dan Naresh Makhijani. 2012. Menciptakan Balanced Scorecard Untuk
Organisasi Jasa Keuangan. Jakarta: Erlangga.
Erna Rizki Yoland. 2011. Penerapan Balanced Scorecard Sebagai Alat
Pengukuran Kinerja Yang Memadai Pada
Perusahaan Bio Tech Sarana Bandung. Jurnal Ilmiah Akuntansi, Vol 2 (no 5),
22-23.
Ikatan
Akuntansi Indonesia. (2004). Standar
Akuntansi Keuangan. Salemba Empat, Jakarta.
Kaplan Robert S, dan Anthony
A. Atkinson. 2012. Akuntansi Manajemen Edisi Kelima
Jilid 2. Jakarta:
Indeks.
Lesmana,
Rico dan Rudy Surjanto. (2005). Financial
Performance Analyzing. PT Gramedia,Jakarta.
Sawir,
Agnes. (2005). Analisis Kinerja Keuangan
dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar