A. Konsep Anggaran Sektor
Publik
Anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak
dicapai selama periode tertentu yang dinyatakan dalam ukuran finansial,
sedangkan penganggaran adalah proses atau metode untuk menyiapkan anggaran. Penganggaran
dalam organisasi sektor publik merupakan tahapan yang cukup rumit dan
mengandung nuansa politik yang tinggi. Dalam organisasi sektor publik
penganggaran merupakan suatu proses politik. Hal tersebut berbeda dengan sektor
swasta yang relatif lebih kecil nuansa politiknya. Pada sektor swasta anggaran
merupakan bagian dari rahasia perusahaan yang tertutup bagi publik, namun pada
sektor publik anggran merupakan hal yang harus diinformasikan kepada publik
untuk dikritik, didiskusikan dan diberi masukan. Anggaran pada sektor publik
merupakan instrumen akuntabilitas dan pengelolaan dana publik dan pelaksanaan
program-program yang dibiayai dengan uang publik.
Penganggaran pada sektor publik terkait dengan
proses penentuan
jumlah alokasi dana untuk tiap-tiap program
dan aktivitas dalam satuan moneter. Proses penganggaran sektor publik dimulai
ketika perumusan staretgi dan perencanaan strategik selesai dilakukan. Anggaran
merupakan artikulasi dari perumusan dan perencanaan strategi yang dibuat.
Aspek-aspek yang harus dicakup dalam anggaran sektor publik :
·
Aspek perencanaan
·
Aspek
pengendalian
·
Aspek
akuntabilitas
B. Pengertian Anggaran Sektor
Publik
Anggaran publik berisi rencana kegiatan yang direpresentasikan dalam
bentuk rencana perolehan pendapatan dan belanja dalam satuan moneter. Dalam
bentuk yang sederhana anggaran sektor publik merupakan suatu dokumen yang
menggambarkan kodisi keuangan dari suatu organisasi yang meliputi informasi
mengenai pendapatan, belanja dan aktivitas. Anggaran berisi estimasi mengenai
apa yang akan dilakukan organisasi di masa yang akan datang.
Secara
singkat anggaran publik merupakan suatau rencana finansial yang menyatakan :
1. Berapa biaya-biaya atas rencana yang telah
dibuat
2. Berapa banyak dan bagaimana cara memperoleh
uang untuk mendanai rencana-rencana tersebut
C. Pentingnya Anggaran Sektor
Publik
Anggaran sektor publik dibuat untuk membantu menentukan tingkat kebutuhan
masyarakat seperti listrik, air bersih, kualitas kesehatan, pendidikan dsbnya
agar terjamin secara layak. Tingkat kesejahteraan masyarakat dipengaruhi oleh keputusan yang dibuat pemerintah melalui
anggran yang dibuat.
Dalam
sebuah negara demokrasi, pemerintah mewakili kepentingan rakyat, uang yang
dimiliki oleh pemerintah adalah uang rakyat dan anggaran menunjukkkan rencana
pemerintah untuk membelanjakan uang rakyat. Anggaran merupakan blue print keberadaan sebuah negra dan
merupakan arahan di masa yang akan datang.
Anggaran
dan Kebijakan Fiskal Pemerintah
Kebijakan fiskal adalah usaha yang dilakukan pemerintah untuk
mempengaruhi keadaan ekoomi melalui sistem pengeluaran atau sistem perpajakan
untuk mencapai tujuan tertentu. Alat utama kebijakan fiskal adalah anggaran.
Anggaran merupakan alat ekonomi terpenting yang dimiliki pemerintah untuk
mengarahkan perkembangan sosial dan ekonomi, menjamin kesinambungan dan
kualitas hidup masyarakat. Anggaran sektor publik harsu dapat memenuhi kriteria
sbb :
·
Merefleksikan perubahan prioritas kebutuhan dan keinginan
masyarakat
·
Menetukan penerimaan dan pengeluaran departemen-depatemen
pemerintah, baik propinsi maupun daerah
Aliran uang yang terkait dengan aktivitas pemerintahan akan mempengaruhi
harga, lapangan kerja, distribusi pendapatan, pertumbuhan ekonomi dan beban
pajak yang harus dibayar atas pelayanan yang diberikan pemerintah. Keputusan
anggaran yang dibuat pemerintah daerah dan propinsi seharusnya dapat
merefleksikan prioritas pemerintah daerah dan propinsi dengan baik.
Anggaran sektor publik penting karena :
1. Anggaran merupakan alat bagi
pemerintah untuk mengarahkan pembangunan sosial, ekonomi, menjamin
kesinambungan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
2. Anggaran dibuat karena
adanya kebutuhan dan keinginan masyarakat yang terus berkembang, sedangkan
sumber daya jumlahnya terbatas.
3. Anggaran diperlukan untuk
meyakinkan bahwa pemerintah bertanggung jawab terhadap rakyat. Dalam hal ini
anggaran publik merupakan instrumen pelaksanaan akuntabilitas publik oleh
lembaga-lembaga publik yang ada.
D. Fungsi Anggaran Sektor
Publik
Anggaran
sektor publik mempunyai beberapa fungsi utama
yaitu
1. Sebagai alat perencanaan
2. Alat pengendalian
3. Alat kebijakan fiskal
4. Alat politik
5. Alat koordinasi dan komunikasi
6. Alat penilaian kinerja
7. Alat motivasi
8. Alat menciptakan ruang publik.
Anggaran Sebagai Alat Perencanaan (Planning tool)
Anggaran meupakan alat pengendalian manajemen untuk mencapai tujuan
organisasi. Anggaran sektor publik dibuat untuk merencanakan tindakan apa yang
akan dilakukan pemerintah, berapa biaya yang dibutuhkan dan berapa hasil yang
diperoleh dari belanja pemerinta tersebut. Anggaran sebagai alat perencanaan
digunakan untuk :
·
Merumuskan
tujuan serta sasarn kebijakan agar sesuai dengan visi,misi dan sasaran yang
telah ditetapkan
· Merencanakan
berbagai program dan kegiatan untuk mencapai tuuan organisasi serta
merencanakan alternatif sumber pembiayaannya
·
Mengalokasikan
dana pada berbagai program dan kegiatan yang telah disusun
·
Menetukan
indikator kinerja dan tingkat pencapaian strategi
Anggaran Sebagai Alat Pengendalian (Control tool)
Sebagai alat pengendalian anggaran memberikan rencana detail atas
pendapatan dan pengeluaran pemerintah agar pembelanjaan yang dilakukan dapat
dipertanggungjawabkan kepada publik. Tanpa anggaran pemerintah tidak dapat
mengendalikan pemborosan pengeluaran. Tidak berlebihan kalau dikatakan bahwa presiden, menteri, gubernur, bupati dan
manajer publik lainnya dapat dikendalikan lewat anggaran. Anggaran sektor
publik dapat digunakan untuk mengendalikan kekuasaan eksekutif.
Sebagai
alat penengendali manajerial, anggaran sektor publik digunakan untuk meyakinkan bahwa pemerintah
masih mempunyai cukup uang untuk memenuhi kewajibannya, selain itu juga
digunakan sebagai pemberi informasi dan meyakinkan legislatif bahwa pemerintah
bekrja secara efisien tanpa ada korupsi dan pemborosan.
Pengendalian
anggaran publik dapat dilakukan melalui 4 cara :
1. Membandingkan kinerja aktual dengan kinerja
yang dianggarkan
2. Menghitung selisih anggaran
3. Menemukan penyebab yang dapat dikendalikan dan
tidak dapat dikendalikan
4. Merivisi standar biaya atau target anggaran untuk
tahun berikutnya
Anggaran Sebagai Alat Kebijakan Fiskal (Fiscal tool)
Anggaran sebagai alat kebijakan fiskal digunakan untuk alat menstabilkan
ekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Melalui anggaran publik dapat
diketahui arah kebijakan fiskal pemerintah, sehingga dapat dilakukan prediksi
dan estimasi ekonomi. Anggaran dapat digunakan unrtuk mendorong, memfasilitasi dan
mengkoordinasikan kegiatan ekonomi masyarakat sehingga dapat mempercepat
pertumbuhan ekonomi.
Anggaran Sebagai Alat Politik (Political tool)
Anggaran
dapat digunakan untuk memutuskan prioritas dan kebutuhan keuangan terhadap
prioritas tersebut. Pada sektor publik anggaran merupakan dokumen politik
sebagai bentuk komitmen eksekutif dan kesepakatan legislatif atas penggunaan
dana publik untuk kepentingan tertentu. Anggaran bukan sekedar masalah teknis
tetapi lebih merupakan alat politik, karenanya pembuatan anggaran publik
membutuhkan political skill, coalition
holding, keahlian negoisasi, pemahaman tentang prinsip manajemen keuangan publik
oleh para manajer publik. Manajer publik harus sadar sepenuhnya bahwa kegagalan
dalam melaksanakan anggaran yang telah disetujui akan menjatuhkan
kepemimpinannya, atau paling tidak menurunkan kredibilitas pemerintah.
Anggaran Sebagai Alat Koordinasi dan Komunikasi (Coordination and Communication tool)
Setiap unit kerja pemerintah terlibat dalam penyusunan anggaran. Anggaran
publik merupakan alat koordinasi antar bagian dalam pemerintahan. Anggaran
publik yang disusun dengan baik akan mampu mendeteksi terjadinya inkonsistensi
suatu unit kerja di dalam pencapaian tujuan organisasi. Disamping itu anggaran
publik juga berfungsi sebagai alat komunikasi antar unit kerja dalam lingkungan
eksekutif. Anggaran harus dikomunikasikan ke seluruh bagian organisasi untuk
dilaksanakan.
Anggaran Sebagai Alat Pinilaian Kinerja (Performance measurement tool)
Anggaran
merupakan wujud komitmen dari publik
holer (eksekutif) kepada pemberi wewenang (legislatif). Kinerja eksekutif
akan dinilai berdasarkan pencapaian target anggaran adan pelaksanaan efisiensi
anggaran. Anggaran merupakan alat yang
efektif untuk pengendalian dan penilaian kinerja.
Anggaran Sebagai Alat Motivasi (Motivation tool)
Anggaran dapat digunakan sebagai alat untuk memotivasi manajer dan
stafnya agar bekerja secara ekonomis, efektif dan efisien dalam mencapai target
dan tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Agar dapat memotivasi pegawai
target anggaran hendaknya jangan terlalu tinggi sehingga tidak dapat
dipenuhi,namun juga jangan terlalu rendah sehingga terlalu mudah untuk dicapai.
Anggaran Sebagai Alat untuk Menciptakan Ruang Publik (Public Shere)
Anggaran publik tidak boleh diabaikan oleh kabinet, birokrat dan DPR/MPR.
Masyarakat, LSM, perguruan tinggi dan berbagai organisasi kemasyarakatan harus
terlibat dalam penganggaran publik. Kelompok masyarakat yang teroganisir akan
mencoba mempengaruhi anggaran publik utnk kepentingan mereka., Kelompok lain
dari kemasyarakat yang kurang terorganisasi akan mnyampaikan aspirasinya melaui
proses politik yang ada. Pengangguran dan tuna wisma dan kelompok lain yang
kurang terorganisasi akan mudah dan tidak berdaya mengikuti tindakan
pemerintah. Jika tidak ada alat untuk menyampaikan suara mereka, mereka kan
mengambil tindakan dengan jalan lain seperti dengan tindakan massa, melakukan
boikot dsbnya
E. Jenis-Jenis Anggaran Sektor
Publik
Anggaran sektor publik dibagi menjadi menjadi 2 yaitu :
1. Anggaran operasional
2. Anggaran Modal
Anggaran Operasional
Anggaran digunakan untuk merencanakan kebutuhan sehari-hari dalam
menjalankan pemerintahan. Pengeluaran pemerintah yang dapat dikatagorikan dalam
anggaran operasional adalah belanja rutin yaitu belanja yang manfaatnya hanya
untuk satu tahun anggaran saja dan tidak dapat menambah aset atau kekayaan bagi
pemerintah. Disebut rutin karena pengeluaran tersebut berulang-ulang ada setiap
tahun.
Secara
umum pengeluaran yang masuk kategori anggaran operasional antara lain belanja
administrasi umum dan belanja operasional dan pemeliharaan.
Anggaran
Modal
Anggran modal menunjukkan rencana jangka penjang dan pembelanjaan atas
aktiva tetap seperti gedung, peralatan, kendaraann, perabot dsbnya. Pengeluaran
modal yang besar biasanya dilakukan dengan mengunakan pinjaman. Belanja modal
adalah pengeluaran yang masa manfaatnmya lebih dari satu tahun anggran dan akan
menambah aset atau kekayaan pemerintah dan selanjutnya akan menambah anggaran rutin
untuk biaya operasional dan pemeliharaannya.
Pada dasarnya pemerintah tidak memiliki uang yang dimiliki sendiri, sebab
selutrhnya adalah milik publik. Dalam sebuah msyarakat yang demokratis rakyat
memberi mandat kepada pemerintah melalui pemilihan umum. Politisi
mentranslasikan mandat melalui tersebut
melalui kebijakan dan program yang memberi mamfaat lebih kepada pemilih yang
direfleksikan dalam anggaran. Pemerintah tidak mungkin memebuhi semua
permintaan stake holdernya secara
simultan, tetapi pemerintah akan memilih program yang menjadi prioritas.
Disinilah fingsi anggaran yang akan digunakan sebagai alat politis dalam
memutuskan prioritas dan kebutuhan keuangan pada sektor tersebut.
F. Prinsip-Prinsip Anggaran Sektor Publik
Prinsip-prinsip anggaran sektor publik meliputi
1. Otorisasi oleh legislatif
Anggaran publik harus mendapat otorisasi dari legislatif terlebih dahulu sebelum dibelanjakan oleh eksekutif
2. Komprehensif
Anggaran harus menunjukkan semua penerimaan dan pengeluaran pemerintah.
Karenanya adana anggaran non budgetair menyalahi prinsip anggran yang bersifat
komprehensif
3. Keutuhan anggaran
Semua penerimaan dan pengeluaran pemerintah harus terhimpun dalam dana
umum
4. Nondiscretionary Appropriation
Jumlah yang disetujui oleh legislatif harus termanfaat secaara ekonomis,
efisien dan efektif
5. Periodik
Anggran bersifat periodik yang bersifat
tahunan atau multi tahunan
6. Akurat
Estimasi anggaran hendaknya tidak memasukkan cadangan yang tersembunyi
yang dijadikan sebagi kantong-kantong pemborosan
7. Jelas
Anggaran hendaknya sederhanan dan mudah dipahami oleh masyarakat dan
tidak membingungkan
8. Diketahui publik
Anggaran harus diinformasikan kepada masyarakat luas.
G.
Proses Penyusunan Anggaran Sektor Publik
APBD/APBN yang dipresentasikan setiap akhir tahun dihadapan DPRD/DPR
memberikan informasi kepada masyarakat luas tentang program yang direncanakan
oleh pemerintah untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan darimana program tersebut dibiayai.
Proses penyusunan anggaran mempunyai 4 tujuan :
· Membantu pemerintah mencapai tujuan dan meningkatkan
koordinasi antar bagian dalam lingkungan pemerintah
· Membantu menciptakan efisiensi dan keadilan dalam menyediakan
barang dan jasa publik melalui proses pemrioritasan
·
Memungkinkan pemerintah untuk memenuhi prioritas belanja
· Meningkatkan transparansi dan pertanggungjawaban pemerintah
kepada DPRD/DPR dan masyarakat luas.
Faktor-faktor dominan yang terdapat dalam proses
penganggaran adalah :
·
Tujuan dan target yang hendak dicapai
·
Ketersediaan sumber daya (faktor produksi yang dimiliki
pemnerintah)
·
Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan atau target
· Faktor lain yang mmpengaruhi anggaran seperti : munculnya
peraturan pemerintah yang baru, fluktuasi pasar, perubahan sosial politik,
bencana alam dsbnya.
H.
Prinsip-Prinsip Pokok dalam Siklus Anggaran
Pokok-pokok prinsip siklus anggaran harus diketahui oleh penyelengara
pemerintahan. Siklus anggaran tersebut ada 4 tahap :
·
Tahap
persiapan anggaran
·
Tahap
ratifikasi
·
Tahap
implementasi
·
Tahap
pelaporan dan evaluasi
Tahap
persiapan anggaran
Pada tahap ini dilakukan taksiran pengeluaran atas dasar talsiran
pendapatan yang tersedia, yang perlu diperhatikan adalah sebelum menyetujui
taksiran pengeluaran terlebih dulu
hendaknya dilakukan taksiran pendapatan secara lebih akurat. Harus disadari
adanya masalah yang cukup berbahaya jika anggaran pendapatan diestimasi pada
saat bersamaan dengan pembuatan keputusan tentang anggaran pengeluaran.
Dalam persoalan estimasai yang perlu diperhatikan adalah terdapatnya
faktor ketidakpastian yang cukup tinggi. Karenanya manajer keuangan publik
harus memahami betul dalam menentukan besarnya suatau mata anggaran. Besarnya
mata anggaran tergantung pada sistem anggaran yang digunakan.
Di
Indonesia arahan kebijakan pembangunan pemerintah pusat tertuang dalam dokummen
perencanaan berupa GBHN, Program Pembangunan Nasional (PROPERNAS), Rencana
Strategis (RENSTRA) dan Rencana Pembangunan Tahunan (RAPETA).
Sinkronisasi
perencanaan pembangunan yang digariskan oleh pemerintah pusat dan perencanaan
pembangunan daerah secara spesifik diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 105
dan 108 tahun 2000. Pada pemerintah pusat penyusunan perencanaan pembangunan
dimulai dari penyusunan PROPERNAS yang merupakan operasinalisasi GBHN.
PROPERNAS tersebut kemudian dijabarkan dalam bentuk RENSTRA. Berdasarkan
POPERNAS dan RENSTRA serta analisis
fiskal dan makro ekonomi kemudian mulai dibuat persiapan APBN dan RAPETA.
Sementara
itu ditingkat daerah (propinsi dan kab/kota) berdasarkan PP No. 108 pemerintah
daerah diisyaratkan untuk membuat dokumen perencanaan daerah yang terdiri atas
PROPERDA (RENSTRADA). Dokumen tersebut diupayakan tidak meyimpang dari
PROPERNAS dan RENSTRA yang dibuat oleh pemerintah pusat. Dalam PROPERDA di
mungkinkan adanya penekanan prioritas pembanguann yang berbeda antara daerah
yang satu dengan yang lain. Sesuai dengan kebutuhan masing-masing daerah.
PROPERDA (RENSTRADA) yang dibuat oleh pemerintah daerah bersama-sama dengan
DPRD dalam kerangka waktu 5 tahun yang kemudian dijabarkan dalam pelaksanaannya
dalam kerangka tahunan. Rincian RENSTRADA setiap tahunnya akan digunakan
sebagai masukan dalam penyusunan REPETADA dan APBD.
Berdasarkan
RENSTRADA yang telah dibuat dan analisis kebijakan fiskal dan ekonomi daerah,
menurut ketentuan PP No. 105 tahun 2000 pemerintah daerah bersama-sama DPRD
menetapkan arah kebijakan umum APBD, setelah itu pemerintah daerah menetapkan
Strategi dan Prioritas APBD. REPETADA memuat program pembanguan daerah secara
menyeluruh dalam satu tahun, juga memuat indikator kinerja yang terukur dalam
jangka waktu satu tahun. Pendekatan ini diharapkan akan lebih memperjelas
program kerja tahuan pemerintah daerah, termasuk sasaran yang ingin dicapai dan
kebijakan yang ditempuh untuk mencapai sasaran tersebut.
Penjabaran rencana strategis jangka panjang dalam REPETADA tersebut dilengkapi dengan :
·
Perimbangan-perimbangan
yang barasal dari evaluasi kinerja pemerintah daerah pada periode sebelumnya
·
Masukan
dan aspirasi masyrakat
·
Pengkajian
kondisi yang saat ini terjadi,sehingga bisa diketahui kekuatan, kelemahan,
peluang dan tantangan yang sedang dan akan dihadapi
Proses pertencanaan arah dan kebijakan pembangunan daerah tahunan
(REPETADA) dan anggaran tahuan (APBD)
pada hakekatnya merupakan perencanaan instrumnen kebijakan publik sebagai upaya
peningktan pelayanan kepada masyarakat. APBD menunjukkan implikasi dari
anggaran REPETADA yang dibuat. Dengan demikian REPETADA merupakan kerangka
kebijakan dalam penyediaan dana bagi APBD.
Tahap
ratifikasi
Tahap ini melibatkan proses plotik yang cukup
rumit dan cukup berat. Pimpinan eksekutif dituntut untuk memiliki manejerial skill dan political skill, salesmanship dan coalition holdimg yang memadai.
Integritas dan kesiapan mental yang tinggi dari eksekutif sangat penting dalam
tahap ini, karena eksekutif harus mempunyai kemampuan untuk memberikan argumen
yang rasional atas segala pertanyaan dan bantahan yang disampaikan oleh
legislatif.
Tahap implementasi/pelaksanaan anggaran
Setelah disetujui oleh legislatif, tahap
selanjutnya adalah pelaksanaan anggaran, hal terpenting yang harus dimiliki
oleh manajer keuangan publik adalah dimilikinya sistem informasi akuntansi dan
sistem pengendalian manajemen. Manajer keuangan publik dalam hal ini
bertanggung jawab menciptakan sistem akuntansi keuangan yang memadai dan handal untuk perencanaan dan
pengendalian anggaran yang telah disepakati, bahkan dapat diandalkan untuk
penyusunan periode anggaran tahun berikutnya.
Tahap pelaporan dan evaluasi
Tahap persiapan, ratifikasi dan implementasi
terkait dengan aspek operasional anggaran, sedangkan tahap pelaporan dan
evaluasi terkait dengan aspek akuntabilitas. Jika tahap implementasi telah
didukung dengan sistem akuntansi dan sistem pengendalian manajemen yang baik,
maka pada tahap pelaporan diharapkan tidak memiliki masalah.
I. Contoh Penganggaran Sektor Publik
Kelompok kami mengambil contoh APBD Kota Depok
Tahun 2011-2012 sebagai contoh nyata
penganggaran sektor publik .Kami melakukan analisis kinerja dari anggaran APBD
Depok tahun 2011-2012. Dengan menggunakan data APBD dan realisasi
APBD, dilakukan analisis dengan cara
analisis varians dan rasio keuangan.
Analisis
Varians (Selisih) Anggaran Pendapatan
Pendapatan dilakukan dengan cara menghitung
selisih antara realisasi pendapatan dengan yang dianggarkan. Biasanya selisih
anggaran sudah diinformasikan dalam laporan realisasi anggaran yang sudah
disajikan oleh pemerintah daerah . Maka analisis varians dapat ditentukan
dengan rumus :
Presentase
Realisasi = Realisasi/ Anggaran x 100%
Berikut APBD Kotta ahun 2011-2012 (Beserta presentasenya):
1.329.137.909.464,76 / 1.297.830.341.645,21 x 100% = 102,41%
Jumlah presentasenya 102,41%, menunjukan bahwa kinerja pendapatan kota Depok tahun 2011 secara keseluruhan adalah baik .Dilihat dari pendapatan realisasinya lebih besar dibandingkan yang diharapkan. Dalam jumlah pendapatan lebih rinci dilihat dari kinerja pendapatan asli daerah baik dimana jumlah realisasinya lebih besar dibandingkan dengan yang dianggarkan (harapkan), dengan presentasenya 109,82%.
Dapat dilihat dari tabel APBD 2011 dalam rincian akun pendapatan asli
daerah, yang belum melampaui dari yang dianggarkan adalah retribusi daerah dan
pendapatan daerah yang sah , dimana presentasenya masing-masing 93,65% dan
83,65%. Hal ini disebabkan oleh komponen retribusi daerah seperti pelayanan parkir
yang kurang maksimal kinerjanya. Karena masih ada pungutan liar atau kurang
professional tenaga kerja yang bergelut di pelayanan parkir tersebut, sehingga
dana yang dialokasikan ke pemerintah Kota Depok masih kurang maksimal dan masih
kurang dari yang di anggarkan.
Pada akun dana perimbangan kota Depok sudah memenuhi target anggaran
pendapatannya dengan presentase 101,27%. Komponen dari dana perimbangan juga
sudah melebihi target kecuali pada komponen dana alokasi umum dan khusus dengan
presentase 100% dan 75%. Hal ini menunjukan bahwa pemerintahan kota Depok masih
kurang mampu mengelola dan membiayai sendiri kegiatan pemerintahannya. Karena
jumlah pendapatan asli daerahnya lebih kecil dibandingkan pendapatan dana
perimbangannya. Pada akun pendapatan lain-lain yang sah pemerintah kota
Depok dikatakan hampir seimbang dan baik
dengan presentase 99.33% dalam merealisasikan anggarannya dan merencanakan
pendapatannya
Presentase Realisasi 2012
1.634.893.022.148,18 / 1.551.899.020.090,97 X 100% = 105,35%
Jumlah presentasenya 105,35%, menunjukan bahwa kinerja pendapatan kota Depok tahun 2012 secara keseluruhan adalah baik .Dilihat dari pendapatan realisasinya lebih besar dibandingkan yang diharapkan. Dalam jumlah pendapatan lebih rinci dilihat dari kinerja pendapatan asli daerah baik dimana jumlah realisasinya lebih besar dibandingkan dengan yang dianggarkan (harapkan), dengan presentasenya 122,37%.
Presentase Realisasi 2012
1.634.893.022.148,18 / 1.551.899.020.090,97 X 100% = 105,35%
Jumlah presentasenya 105,35%, menunjukan bahwa kinerja pendapatan kota Depok tahun 2012 secara keseluruhan adalah baik .Dilihat dari pendapatan realisasinya lebih besar dibandingkan yang diharapkan. Dalam jumlah pendapatan lebih rinci dilihat dari kinerja pendapatan asli daerah baik dimana jumlah realisasinya lebih besar dibandingkan dengan yang dianggarkan (harapkan), dengan presentasenya 122,37%.
Dapat dilihat dari tabel APBD 2012 dalam rincian akun pendapatan asli
daerah, semua sudah baik dan pendapatan melebihi dari yang dianggarkan dimana
presentasenya diatas 100%. Hal ini menunjukan retribusi daerah mengalami
peningkatan dibandingkan tahun 2011, komponen retribusi daerah seperti
pelayanan parkir yang mengalami perbaikan maksimal kinerjanya. Sudah ada
pengurangan pungutan liar atau perbaikan
tenaga kerja yang bergelut di pelayanan parkir tersebut, sehingga dana yang
dialokasikan ke pemerintah Kota Depok sudah baik dari yang dianggarkan. Pada
akun dana perimbangan kota Depok sudah memenuhi target anggaran pendapatannya
dan mengalami kenaikan dibanding tahun 2011 dengan presentase 101,43%. Komponen
dari dana perimbangan juga sudah melebihi target kecuali pada komponen dana
alokasi umum dan khusus dengan presentase yang sama yaitu 100% . Hal ini
menunjukan bahwa pemerintahan kota Depok masih kurang mampu mengelola dan
membiayai sendiri kegiatan pemerintahannya dan tidak ada peningkatan dari tahun
2011,bisa dilihat pula jumlah pendapatan
asli daerahnya lebih kecil dibandingkan pendapatan dana perimbangannya.
Berdasarkan analisis varians, secara umum dapat
dilihat bahwa kinerja pendapatan kota Depok dikatakan baik, karena dapat
ditunjukan dengan target anggaran dari tahun 2011-2012 yang mencapai rata-rata
103,88%. Total pendapatan yang meningkat, walaupun di tahun 2011 retribusi
daerah masih dibawah 100% namun pada tahun 2012 mengalami kenaikan dan
perbaikan menjadi 119.96%. Pendapatan asli daerah yang meningkat di tahun 2012
sebesar 12,55% . Serta pada akun dana perimbangan dikatakan baik karena
presentasenya di atas 100%. Hal ini menunjukan kinerja yang baik dalam
merealisasikan anggaran. Karena jumlah realisasi lebih besar dibandingkan
dengan yang dianggarkarkan
Analisis Rasio Keuangan
Analisis Rasio Keuangan
1. Derajat desentralisasi
Rasio ini menunjukkan kewenangan
dan tanggung jawab yang diberikan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah
untuk menggali dan mengelola pendapatan. Semakin tinggi PAD (Pendapatan Asli
Daerah), maka semakin tinggi kemampuan pemerintah daerah untuk penyelenggaraan
desentralisasi
Derajat Desentralisasi = Pendapatan asli daerah/total pendapatan daerah x 100%
Tahun
|
PAD
|
Total Pendapatan
Daerah
|
Rasio derajat
desentralisasi
|
2011
|
282.747.544.886,76
|
1.329.137.909.464,76
|
21,27%
|
2012
|
474.705.361.540,18
|
1.634.893.022.148,18
|
29,04%
|
Rata-rata
|
25,15%
|
Dari perhitungan
di atas dapat dilihat bahwa derajat desentralisasi kota Depok kurang baik pada
tahun 2011-2012 sebesar 25,15%. Ini berarti kewenangan dan tanggung jawab yang
diberikan oleh pemerintah pusat untuk menggali dan mengelola pendapatan masih
rendah. Untuk ke depannya Pemerintah Kota Depok harus lebih berupaya
meningkatkan PAD baik dengan menggali potensi baru ataupun mengembangkan potensi
yang ada.
2. Kemandirian Keuangan Daerah
Rasio
ini menunjukan kemampuan Pemerintah daerah untuk dalam membiayai sendiri
kegiatan pemerintah ,pembangunan, pelayanan kepada masyarakat yang telah
membayar pajak dan retribusi sebagai sumber pendapatan yang diperlukan daerah.
Semakin tinggi rasio ini menunjukan pemerintah daerah semakin tinggi
kemandirian keuangan daerahnya
Rasio Kemandirian Daerah = PAD/ Bantuan Pemerintah Pusat x 100%
Bantuan
pemerintah pusat dapat dilihat dari pendapatan lain-lain yang sah.
Rasio Kemandirian Daerah
Tahun 2011-2012 Kota Depok
Tahun
|
PAD
|
Bantuan pemerintah
|
Rasio Kemandirian
|
2011
|
282.747.544.886,76
|
367.366.308.022,00
|
77%
|
2012
|
474.705.361.540,18
|
344.268.012.834,00
|
137,89%
|
Rata-rata
|
107,44%
|
Berdasarkan perhitungan di atas dilihat
bahwa tingkat kemandirian dari kota Depok tidak tergantug kepada bantuan
pemerintah/pusat. Dilihat dari presentasenya 107,44%.
3. Efektivitas Pendapatan Asli Daerah
Rasio Eektivitas = Realisasi Pajak Daerah / Target Pajak Daerah x 100%
Rasio Efektivitas Kota Depok
Tahun 2011-2012
Tahun
|
Pajak Daerah
|
Rasio Efektivitas
|
|
Anggaran
|
Realisasi
|
||
2011
|
169.205.044.125,00
|
202.203.952.537,00
|
83,68%
|
2012
|
305.284.661.000,00
|
379.488.343.501,00
|
80,44%
|
Rata-rata
|
82,06%
|
Dilihat dari perhitungan di atas bahwa Dinas
Pendapatan Daerah cukup efektif dalam merealisasikan pajak daerah yang sudah direncanakan . karena
jumlah yang direalisasi lebih besar dibanding yang dianggarkan walaupun
presentasenya mengalami penurunan dari
tahun 2011 ke 2012.
Analisis Kinerja Belanja
Analisis Kinerja Belanja
1. Analisis Varians
Anggaran Belanja
Pembaca laporan dapat mengetahui
secara langsung besarnya varians
anggaran belanja dan realisasinya . Kinerja pemerintahan dapat dikatakan baik
jika realisasi belanja lebih rendah dibanding yang dianggarkan. Jika realisasi
lebih besar dibanding yang dianggarkan maka hal itu mengindikasikan adanya
kinerja anggaran yang kurang baik . Analisis Varians anggaran belanja dapat di
rumuskan :
Presentase Realisasi 2011 = Realisasi/ Anggaran x 100%
1.350.085.338.873,00 / 1.579.042.037.163,03 x 100% = 85,5%
Dari perhitungan di atas dapat dikatakan bahwa
kinerja belanja Kota Depok baik , hal itu dilihat dari presentase tahun 2011
sebesar 85,5% yang menunjukan bahwa angka realisasi berada di bawah 100% dimana
jumlah realisasi lebih rendah dibanding yang dianggarkan. Akun-akun yang ada
dalam Anggaran belanja 2011 semua pun di
bawah 100%. Hal ini menunjukan dengan jelas kinerja anggaran belanja Depok
baik.
Presentasi Realisasi 2012 = 1.371.444.184.912,00 /1.854.609.216.016,55 x 100% = 73,95%
Presentasi Realisasi 2012 = 1.371.444.184.912,00 /1.854.609.216.016,55 x 100% = 73,95%
Dari perhitungan di atas dapat dikatakan bahwa kinerja belanja Kota Depok baik , hal itu dilihat dari presentase tahun 2011 sebesar 85,5% yang menunjukan bahwa angka realisasi berada di bawah 100% dimana jumlah realisasi lebih rendah dibanding yang dianggarkan. Akun-akun yang ada dalam Anggaran belanja semua pun di bawah 100%. Hal ini menunjukan dengan jelas kinerja anggaran Depok baik.
2. Analisis Keserasian Belanja
Rasio ini
menggambarkan bagaimana pemerintah daerah memprioritaskan alokasi dananya pada
belanja secara optimal. Semakin tinggi presentase dana yang dialokasikan untuk
belanja yang digunakan untuk menyediakan sarana dan prasarana masyarakat
semakin kecil.
· Rasio Belanja Modal = Total Belanja Langsung / total Belanja x 100%=
Rasio
Belanja Modal :
Tahun
|
Total Belanja Langsung
|
Total belanja
|
Rasio belanja modal
|
2011
|
666.137.452.934,00
|
1.350.085.338.873,00
|
49,34%
|
2012
|
706.792.685.638,00
|
1.371.444.184.912,00
|
51,53%
|
· Rasio Belanja Operasi = Total Belanja Tidak Langsung/ Total Belanja x 100%
Tahun
|
Total
Belanja tidak Langsung
|
Total belanja
|
Rasio belanja modal
|
2011
|
683.947.885.939,00
|
1.350.085.338.873,00
|
50,66%
|
2012
|
664.651.499.274,00
|
1.371.444.184.912,00
|
48,46%
|
Di
lihat dari perhitungan belanja modal dan operasi dapat dilihat bahwa pemerintah
Kota Depok berimbang untuk membelanjakan belanja langsung maupun yang tidak
langsung. Dengan rata-rata presentase
belanja modal dan operasi masing-masing 50,43% dan 49.56%.
J. Kesimpulan
Berdasarkan
hasil penelitian, maka dapat disimpulkan :
1. Kinerja pendapatan Pemerintah Depok dilihat dari
analisis varians , secara umum dikatakan baik. Hal ini dilihat dari jumlah realisasi lebih besar
dari yang dianggarkan.
2. Kinerja pendapatan dilihat dari rasio
desentralisasi kota Depok masih kurang baik. Hal ini berarti kewenangan dan
tanggung jawab yang diberikan pemerintah pusat kepada pemerintah kota depok
untuk menggali dan mengelola masih sangat rendah dengan presentase 25,15%. Namun
kemandirian keuangan kota Depok tidak tergantung dari pemerintah pusat dan
dikatakan baik. Selain itu keefektifan Dinas Pendapatan Daerah cukup efektif
dalam merealisasikan pajak daerah yang direncanakan.
3. Kinerja belanja berdasarkan analisis varians
secara umum dapat dikatakan baik dari tahun 2011-2012 dimana realisasi belanja
tidak lebih rendah dari apa yang telah dianggarkan untuk belanja.
4. Jika dilihat dari keserasian belanja kinerja
pemerintahan kota Depok secara seimbang untuk belanja langsung ataupun tidak
langsung karena presentasenya yang tidak jauh berbeda.
K. Saran
Berdasarkan penelitian ini, mencoba memberikan
saran sebagai berikut :
1. Pemerintah
kota Depok lebih berusaha lagi untuk dapat meningkatkan PAD melalui penggalian
atau pengelolaan potensi yang ada di kota Depok.
2. Pemerintah
seharusnya bisa meningkatkan investasi dengan memberikan intensif bagi investor
yang akan menginvestasikan modalnya di kota Depok. Seperti memberikan keamanan
dalam investasi, bunga yang tinggi. Dengan meningkatnya investasi maka dapat
meningkatkan pertumbuhan ekonomi, dimana pertumbuhan ekonomi meningkat akan
meningkatkan PAD.
DAFTAR
PUSTAKA
Mardiasmo.
2002. Akuntansi Sektor Publik. Cv
Andi: Yogyakarta
Marizka Addina. 2009. Analisis Kinerja Pengelolaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Pemerintah
Kota Medan. Skripsi. Universitas Sumatera Utara.
Rosalina Eka.2008. Analisis Kinerja Pengelolaan Keuangan Daerah Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Sumatera Barat. Thesis S2. Universitas Gajah Mada.
Yan Rizki Abdala. 2013. Analisis Kinerja Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Kota Depok Tahun Anggaran 2006-2010. Skripsi. Universitas
Gunadarma.
www. Depok.go.id