Jumat, 14 Desember 2012

Penyusunan Kurikulum Baru untuk SD dan SMP ( Contoh kutipan dari berita terbaru)


             Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M. Nuh menyatakan, dalam penyusunan kurikulum baru, pihaknya lebih mengutamakan kepentingan para siswa agar menguasai. Baru setelah itu, penyusunan materi. Rancangan kurikulum baru 2013 terus disosialisasikan dan diuji publik oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Diharapkan, tiga tahun kemudian atau 2016 dapat diimplementasikan secara keseluruhan.
"Kami akan membuka diri menerima masukan terhadap kurikulum baru ini.” M.Nuh .(Surabaya, 9 Desember, 2012)  di hadapan puluhan Kepala Dinas Pendidikan se-Jawa Timur dan Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan.
             Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, Harun, mengatakan “dalam penerapan kurikulum baru tahun depan, meskipun ada pengurangan mata pelajaran, pengurangan ini tidak berpengaruh terhadap jam mengajar guru,.sebaliknya, jumlah jam mengajar akan bertambah rata-rata empat sampai enam jam ,siswa SMP dari 32 jam menjadi 38 jam pelajaran per minggu, adapun tingkat SMA relatif sama dan tak ada perubahan signifikan.
          Mengacu kurikulum baru, jumlah mata pelajaran SMP yang semula 12 nanti menjadi 10 mata pelajaran. Mata ajar muatan lokal dan pengembangan diri akan melebur ke dalam mata pelajaran seni budaya dan prakarya.Sedangkan mata pelajaran yang lain tetap, yakni Pendidikan Agama, Pancasila dan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, Bahasa Inggris, Seni Budaya (muatan lokal), Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, serta Prakarya.Untuk SD yang semula 10 mata pelajaran akan menjadi enam mata pelajaran, yakni Matematika, Bahasa Indonesia, Pendidikan Agama, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, serta Kesenian. Di lain pihak, materi IPA dan IPS menjadi tematik di pelajaran-pelajaran lainnya.

Sabtu, 08 Desember 2012

Kutipan dan Catatan Kaki


KUTIPAN

A.     Pengertian Kutipan
Kutipan adalah pinjaman kalimat atau pendapat dari seorang penulis, baik yang terdapat dalam buku, majalah, koran, dan sumber lainnya, ataupun berasal dari ucapan seorang tokoh. Kutipan digunakan untuk mendukung argumentasi penulis. Pengertian lain kutipan,  Kutipan adalah gagasan, ide, pendapat yang diambil dari berbagai sumber. Proses pengambilan gagasan itu disebut mengutip. Gagasan itu bisa diambil dari kamus, ensiklopedi, artikel, laporan, buku, majalah, internet, dan lain sebagainya.
Namun, penulis jangan sampai menyusun tulisan yang hanya berisi kumpulan kutipan. Kerangka karangan, kesimpulan, dan ide dasar harus tetap pendapat penulis pribadi, kutipan berfungsi untuk menunjang/mendukung pendapat tersebut. Selain itu, seorang penulis sebaiknya tidak melakukan pengutipan yang terlalu panjang, misalkan sampai satu halaman atau lebih, hingga pembaca lupa bahwa apa yang dibacanya adalah kutipan. Kutipan dilakukan seperlunya saja sehingga tidak merusak alur tulisan.
Kutipan juga bisa diambil dari pernyataan lisan dalam sebuah wawancara, ceramah, ataupun pidato. Namun, kutipan dari pernyataan lisan ini harus dikonfirmasikan dulu kepada narasumbernya sebelum dicantumkan dalam tulisan.
B.      Fungsi Kutipan
Dalam tulisan ilmiah, baik berupa artikel, karya tulis, skripsi, tesis, dan disertasi selalu
terdapat kutipan. Kutipan adalah pengokohan argumentasi dalam sebuah karangan. Seorang penulis tidak perlu membuang waktu untuk menyelidiki suatu hal yang sudah dibuktikan kebenarannya oleh penulis lain, penulis cukup mengutip karya orang lain tersebut.
Dengan demikian kutipan memiliki tujuan sebagai berikut :
a. landasan teori
b. penguat pendapat penulis
c. penjelasan suatu uraian
d. bahan bukti untuk menunjang pendapat itu
e. menegaskan isi uraian
f. membuktikan apa yang dikatakan
g. menunjang apa yang diungkapkan
      C. Macam Kutipan
Terdapat dua jenis kutipan:
·         Kutipan langsung, apabila penulis mengambil pendapat orang lain secara lengkap kata demi kata, kalimat demi kalimat, sesuai teks asli, tidak mengadakan perubahan sama sekali.
1).  Kutipan langsung empat baris atau lebih
Prinsip-prinsip:
                                  a).      Kutipan dipisahkan dari teks.
                                  b).      Kutipan menjorok ke dalam lebih kurang tujuh karakter. Bila awal kutipan adalah alinea baru, baris pertama kutipan menjorok lagi ke dalam lebih kurang tujuh karakter.
                                  c).      Kutipan diketik dengan spasi satu.
                                 d).      Kutipan diawali dan diakhiri dengan tanda kutip (boleh tidak).
                                  e).      Jika menggunakan catatan tubuh (bodynote), maka cacatan tubuh dicantumkan setelah kutipan. Contoh:
Pertanyaannya kemudian adalah bagaimana kelas berkuasa bekerja melalui ideologi untuk melanggengkan dominasi mereka? Barangkali penting dikutip di sini bagaimana Marx menjelaskan bekerjanya kelas berkuasa:
“Individu-individu yang menyusun kelas yang berkuasa berkeinginan memiliki sesuatu/kesadaran dari yang lainnya. Ketika mereka memegang peranan sebagai sebuah kelas dan menentukan keseluruhannya dalam sebuah kurun waktu, hal tersebut adalah bukti diri bahwa mereka melakukan tersebut dalam jangkauannya kepada yang lainnya, memegang peranan sekaligus pula sebagai pemikir-pemikir, sebagai pemproduksi ide serta mengatur produksi dan distribusi idenya pada masa tersebut.” (Berger, 2000: 44 – 45)
Dalam contoh di atas, kalimat ”Pertanyaannya kemudian.....bekerjanya kelas berkuasa” adalah naskah skripsi. Kalimat ”Individu-individu.....pada masa tersebut” adalah kutipan langsung dari sebuah buku yang ditulis Arthur Asa Berger, diterbitkan pada tahun 2000, dan kutipan berasal dari halaman 44-45 buku tersebut.
2).  Kutipan langsung kurang dari empat baris
Prinsip-prinsip:
                                  a).      Kutipan tidak dipisahkan dari teks (menyatu dengan teks).
                                  b).      Kutipan harus diawali dan diakhiri dengan tanda kutip.
                                  c).      Jika menggunakan catatan tubuh, contoh:

Bagi sebuah kekuasaan resmi negara, salah satu representasi ideologi yang penting terwujud dalam pidato dan pernyataan-pernyataan para penyelenggara kekuasaan negara tersebut, secara khusus adalah seorang presiden ataupun raja yang berkuasa. Hart (1967: 61) mengatakan: "The symbolic dimensions of politics speech-making, for presidents, is a political act, the mechanism for wielding power."
Dalam contoh di atas, kalimat “Bagi sebuah kekuasaan ….. raja yang berkuasa” adalah naskah skripsi. Kalimat “The symbolic ….. for wielding power” adalah kutipan dari buku yang ditulis R.P. Hart, diterbitkan pada tahun 1967, dan kutipan berasal dari halaman 61 buku tersebut.
Contoh lain Kutipan Langsung ,Menurut Gorys Keraf dalam bukunya Argumentasi dan Narasi (1983:3), argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka itu percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau pembicara.

·         Kutipan tidak langsung, apabila penulis mengambil pendapat orang lain dengan menguraikan inti sari pendapat tersebut, susunan kalimat sesuai dengan gaya bahasa penulis sendiri


Prinsip-prinsip:
                                  a).      Kutipan tidak dipisahkan dari teks (menyatu dengan teks).
                                  b).      Kutipan tidak boleh menggunakan tanda kutip.
contoh:
Media bukanlah sarana netral yang menampilkan berbagai ideologi dan kelompok apa adanya, media adalah subjek yang lengkap dengan pandangan, kepentingan, serta keberpihakan ideologisnya. Janet Woollacott dan David Barrat menegaskan pandangan para teoritis Marxis bahwa ideologi yang dominanlah yang akan tampil dalam pemberitaan (Wollacott,  1982: 109, Barrat, 1994: 51-52). Media berpihak pada kelompok dominan, menyebarkan ideologi mereka sekaligus mengontrol dan memarginalkan wacana dan ideologi kelompok-kelompok lain.
Dalam contoh di atas, pernyataan bahwa ”ideologi yang dominan yang akan tampil dalam pemberitaan” adalah inti pendapat dari James Wollacott dan David Barrat yang penulis sajikan dalam bahasa sendiri.
Contoh lain:  Salimin (1990:13) tidak menduga bahwa mahasiswa tahun ketiga lebih baik daripada mahasiswa tahun keempat.
D.Cara Penggunaan Kutipan
Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan kutipan, yaitu:
a. Kutipan haruslah relevan dengan masalah yang sedang dibahas dan hendaknya tidak
terlampau panjang.
b. Jika penyaduran (kutipan tidak langsung) mengakibatkan perubahan arti dan
kesalapahaman, maka kutipan langsung merupakan pilihan terbaik.
A. Aturan untuk kutipan ≤  3 baris.
  • Kutipan Langsung ( Dikutip Langsung Dari Penulis)  Ditulis Dengan Menggunakan “Dua Tanda Petik” Dan Penulisannya Digabung Dalam Paragraf Yang Ditulis Dengan Jarak 2 Spasi.
  • Kutipan Tidak Langsung ( Dikutip Dari Kutipan )  Ditulis Dengan Menggunakan “Satu Tanda Petik” Dan Penulisannya Digabung Dalam Paragraf Yang Ditulis Dengan Jarak 2 Spasi.
Contoh:
}2 spasi
Salah satu dimensi kehidupan afektif emosional ialah kemampuan memberikan perlindungan yang berlebihan melainkan cinta dalam arti  “… a relationship that nourishes us as we give, and enriches us as we spend, and permits ego and alter ego  to grow in mutual harmony” (Cole, 1953 : 832).
B. Aturan untuk kutipan ≥  4 baris.
  • Kutipan diketik tanpa menggunakan tanda petik baik kutian langsung maupun tidak langsung dengan jarak satu spasi. Pada margin kiri baris pertama diketik mulai tab 1,5 cm ( 6 tik ). pada baris kedua dimulai tab 1 cm (4 tik)m dan margin kanan lebih dimenjorokan dengan tab 0,75 cm  (3 tik) .
  • Jika dari bagian yang dikutip ada bagian kalimat yg dihilangkan maka penulisan bagian itu diganti  dengan 3 buah titik. Jika bagian yang dihilangkankan itu kalimat makan diganti dengan titik-titik spanjang baris.
 Contoh: kutipan tidak langsung. Lincoln and Guba (1985: 123) adalah sebagi penulis dan dikutip oleh cronbach (1975).
Reason for porposing working hypotheses are clearly described by cronbach (1975) as cited in lincoln and Guba (1985: 123):
C. Penulisan Sumber kutipan.
  • Jika Sumber Kutipan (Pengarang) Diketik Sebelum  Kutipan Maka Cara Penulisannya:
Contoh: Sebagaimana Dikemukakan Oleh Sternber (1984:41) Bahwa “ In Piaget’s Theory, Children’s Intelectual Functioning Is Represented In Terms Of Symbolic Logic.”
  • Jika Sumber Kutipan (Pengarang) Diketik Sesudah Kutipan Maka Cara Penulisannya:
Contoh: Sebagaimana Dikemukakan Oleh Bahwa “ In Piaget’s Theory, Children’s Intelectual Functioning Is Represented In Terms Of Symbolic Logic.” (Sternber,  1984: 41).
  • jika penulis dua orang maka keluarga kedua penulis harus di sebutkan, misalnya, Sharp dan Green (1976 : 1). Kalu penulisnya lebih dari 2 orang maka yang disebutkan nama keluarga dari penulis pertama dan diikuti oleh et. al.
contoh: Mc.Clelland et al (1960: 35).

CATATAN KAKI
A.    Definisi Catatan Kaki
Catatan kaki adalah daftar keterangan khusus yang ditulis di bagian bawah setiap lembaran atau akhir bab karangan ilmiah. Catatan kaki biasa digunakan untuk memberikan keterangan dan komentar, menjelaskan sumber kutipan atau sebagai pedoman penyusunan daftar bacaan/ bibliografi. Definisi lain dari Catatan kaki, Catatan kaki adalah keterangan yang dicantumkan pada margin bawah pada halaman buku. Catatan kaki biasanya dicetak dengan huruf lebih kecil daripada huruf di dalam teks guna menambahkan rujukan uraian di dalam naskah pokok. Catatan kaki untuk artikel yang diambil dari internet, cantumkan nama pengarang, judul artikel, tuliskan online (dalam kurung) diikuti alamat situsnya, seperti http:/ www.ed.gov./... yang memudahkan pembaca untuk mengakses sumber tersebut.
B.     Fungsi Catatan Kaki
Sumber yang lengkap tercantum di dalam daftar kepustakaan. Untuk skripsi/teks sumber dinyatakan dalam bentuk catatan kaki.
 Fungsi Catatan Kaki
a. Catatan kaki dicantumkan sebagai pemenuhan kode etik yang berlaku, sebagai penghargaan terhadap karya orang lain.
b. Pendukung keabsahan penemuan atau pernyataan penulis yang tercantum di dalam reks atau sebagai petunjuk sumber;
c. Tempat memperluas pembahasan yang diperlukan tetapi tidak relevan jika dimasukkan di dalam teks, penjelasan ini dapat berupa kutipan pula;
 d. Referensi silang, yaitu petunjuk yang menyatakan pada bagian mana/halaman berapa, hal yang sama dibahas di dalam tulisan;
e. Tempat menyatakan penghargaan atas karya atau data yang diterima dari orang lain.
 Unsur-unsur Catatan Kaki
Untuk Buku
1) Nama pengarang (editor, penterjemah), ditulis dalam urutan biasa, diikuti koma (.).
2) Judul buku, ditulis dengan huruf kapital (kecuali kata-kata tugas), digarisbawahi.
3) Nama atau nomor seri, kalau ada.
C. Macam Catatan Kaki
. Catatan Kaki Singkat
(A) Ibid. (Singkatan dari Ibidum, artinya sama dengan di atas), untuk catatan kaki yang sumbernya sama dengan catatan kaki yang tepat di atasnya. Ditulis dengan huruf besar, digarisbawahi, diikuti titik (.) dan koma (,) lalu nomor halaman.
(B) op.cit. (Singkatan dari opere citato, artinya dalam karya yang telah dikutip), dipergunakan untuk catatan kaki dari sumber yang pernah dikutip, tetapi telah disisipi catatan kaki lain dari sumber lain. Urutannya : nama pengarang, op.cit nomor halaman.
(C) loc.cit. (Singkatan dari. loco citato, artinya tempat yang telah dikutip), seperti di atas tetapi dari halaman yang sama : nama pengarang loc.cit (tanpa nomor halaman).
1 Arthur Asa Berger, Media Analysis Techniques, terj. Setio Budi (Yogyakarta: Penerbitan Universitas Atma Jaya, 2000), hal. 45.
2 Ibid.
3 Ibid., hal. 55.
4. Dedy N. Hidayat, "Paradigma dan Perkembangan Penelitian Komunikasi," Jurnal Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia,  No. 2 (Oktober, 1998), hal. 25-26.
5 Ibid., hal. 28.
6  Arthur Asa Berger, Op.Cit., hal. 70.
7 Hubert L. Dreyfus, Paul Rabinow, Beyond Structuralism and Hermeneutics (Chicago: University of Chicago Press, 1982), hal. 72 - 76.
8 Francis Fukuyama, “Benturan Islam dan Modernitas,” Koran Tempo, 22 November, 2001, hal. 45.
9 Robert McChesney, “Rich Media Poor Democracy,” www.thirdworldtraveler.com/Robert_McChesney_page.html (akses 16 Agustus 2006).
10 Arthur Asa Berger, Op.Cit., hal. 96.
11 Ibid., hal. 99.
12 Ibid.
13 Dedy N. Hidayat, Loc.Cit., hal. 22.
14 Francis Fukuyama, Loc.Cit.
15 Hubert L. Dreyfus, Paul Rabinow, Op.Cit., 58.
16 Dedy N. Hidayat, Loc.Cit., hal. 21.
Cara membaca:         
- Catatan kaki nomor (2) menggunakan Ibid., karena sumber kutipannya sama persis dengan nomor (1) baik buku maupun halamannya.
- Catatan kaki nomor (3) buku referensinya sama dengan nomor (2), hanya saja beda halamannya.
- Catatan kaki nomor (5) referensinya sama dengan nomor (4), hanya saja beda halamannya.
-  Catatan kaki nomor (6), referensinya sama dengan nomor (1), karena telah diselingi oleh catatan kaki lain, maka menggunakan Op.Cit., serta menuliskan nama pengarang dan halaman.
- Catatan kaki nomor (10) referensinya sama dengan nomor (1), karena telah diselingi oleh catatan kaki lain, maka menggunakan Op.Cit.
-  Catatan kaki nomor (11), referensinya sama dengan catatan kaki sebelumnya, tanpa diselingi catatan kaki lain, yaitu nomor (10), hanya saja beda halamannya.
- Catatan kaki nomor (12) referensinya sama persis dengan nomor (11).
-  Catatan kaki nomor (13) referensinya sama dengan nomor (4), hanya beda halamannya, karena telah diselingi oleh catatan kaki lain dan nomor (4) berbentuk artikel (bukan buku) maka menggunakan Loc.Cit., serta menuliskan halamannya.
-  Catatan kaki nomor (14) referensinya sama persis, termasuk halamannya, dengan nomor (8), karena telah diselingi oleh catatan kaki lain dan nomor (8) berbentuk artikel (bukan buku) maka menggunakan Loc.Cit.
- Catatan kaki nomor (15) referensinya sama dengan nomor (7), hanya beda halaman, karena telah diselingi oleh catatan kaki lain dan nomor (7) berbentuk buku (bukan artikel) maka menggunakan Op.Cit., serta menuliskan halamannya.
- Catatan kaki nomor (16) referensinya sama dengan nomor (4), hanya beda halamannya, karena telah diselingi oleh catatan kaki lain dan nomor (4) berbentuk artikel (bukan buku) maka menggunakan Loc.Cit., serta menuliskan halamannya.

D.Cara Penggunaan Catatan Kaki
Catatan kaki mempunyai kelebihan, yaitu:
1).    Catatan kaki mampu menunjukkan sumber referensi dengan lebih lengkap. Dalam cacatan tubuh, yang ditampilkan hanya nama pengarang, tahun terbit buku, serta halaman buku yang dikutip. Dalam catatan kaki, nama pengarang, judul buku, tahun terbit, nama penerbit, dan halaman dapat dicantumkan semua. Hal ini tentu mempermudah penelusuran bagi pembaca.
2).    Selain sebagai penunjukan referensi, catatan kaki dapat berfungsi untuk memberikan catatan penjelas yang diperlukan. Hal ini tentu tidak dapat dilakukan dengan catatan tubuh.
3).    Catatan kaki dapat digunakan untuk merujuk bagian lain dari sebuah tulisan.
  Berdasarkan kelebihannya tersebut, catatan kaki bisa berisi:
1).    Penunjukan sumber kutipan (referensi).
2).    Catatan penjelas.
3).    Penunjukan sumber kutipan sekaligus catatan penjelas.
Prinsip-prinsip dalam menuliskan catatan kaki:
1)      Catatan kaki dicantumkan di bagian bawah halaman, dipisahkan dengan naskah skripsi oleh sebuah garis. Pemisahan ini akan otomatis dilakukan oleh program Microsoft Word dengan cara mengklik insert, kemudian reference, kemudian footnote.
2)      Nomor cacatan kaki ditulis secara urut pada tiap bab, mulai dari nomor satu. Artinya, cacatan kaki pertama di tiap awal bab menggunakan nomor satu, begitu seterusnya.
3)      Catatan kaki ditulis dengan satu spasi.
4)      Pilihan huruf dalam catatan kaki harus sama dengan pilihan huruf dalam naskah skripsi, hanya ukurannya lebih kecil, yaitu:
Times New Roman (size 10)  Arial (size 9)
Tahoma (size 9)
5)      Baris pertama catatan kaki menjorok ke dalam sebanyak tujuh karakter.
6)      Judul buku dalam catatan kaki ditulis miring (italic).
7)      Nama pengarang dalam catatan kaki ditulis lengkap dan tidak dibalik.
8)      Catatan kaki bisa berisi keterangan tambahan. Pertimbangan utama memberikan keterangan tambahan adalah: jika keterangan tersebut ditempatkan dalam naskah (menyatu dengan naskah) akan merusak alur tulisan atau naskah tersebut. Tidak ada batasan seberapa panjang keterangan tambahan, asalkan proporsional.
Buku dengan satu pengarang
Nama pengarang, judul buku (kota penerbit: nama penerbit, tahun terbit), halaman
David Barrat, Media Sociology (London and New York: Routledge, 1994), hal. 273.

Buku dengan dua atau tiga pengarang
Nama pengarang 1, nama pengarang 2, nama pengarang 3, judul buku (kota penerbit: nama penerbit, tahun terbit), halaman.
 Hubert L. Dreyfus, Paul Rabinow, Beyond Structuralism and Hermeneutics (Chicago: University of Chicago Press, 1982), hal. 72 - 76.
Buku dengan banyak pengarang
Nama pengarang pertama, et al., judul buku (kota penerbit: nama penerbit, tahun terbit), halaman.
Perhatikan: hanya nama pengarang pertama yang dicantumkan, nama-nama pengarang lainnya diganti dengan singkatan et al.
Idi Subandi Ibrahim, et al., Hegemoni Budaya (Yogyakarta: Bentang, 1997), hal. 52 - 54.

Buku yang telah direvisi
Nama pengarang, judul buku (rev.ed.; kota penerbit: nama penerbit, tahun terbit), halaman.
Perhatikan: singkatan rev.ed. menunjukkan bahwa buku tersebut telah mengalami revisi.
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi (rev.ed.; Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003), hal. 55.

Buku yang terdiri dua jilid atau lebih
Nama pengarang, judul buku (nomor volume/jilid; kota penerbit: nama penerbit, tahun terbit), halaman.
Ira M. Lapidus, A History of Islamic Societes (Vol.1; Cambridge: Cambridge University Press, 1988), hal. 131.

Buku terjemahan
Nama pengarang asli, judul buku, terj. nama penerjemah (kota penerbit: nama penerbit, tahun terbit), halaman
Perhatikan: singkatan terj. menunjukkan bahwa buku tersebut telah diterjemahkan dan penulis mengutip dari terjemahan tersebut.
Arthur Asa Berger, Media Analysis Techniques, terj. Setio Budi HH. (Yogyakarta: Penerbitan Universitas Atma Jaya, 2000), hal. 44 – 45


Sumber:
Tri, Endah.2008. Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MA Kelas X. Bumi Aksara: Jakarta.
Tim Kreasi Ilmu. 2006. Kamus Pintar Bahasa Indonesia . Epsilon Group: Bandung.
http://umsedukasirsbi.blogspot.com/2010/02/cara-menulis-kutipan-dalam-karya-ilmiah.html
http://arul87.blogspot.com/2009/08/pengertian-catatan-kaki.html